KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Modern International Tbk (
MDRN) membukukan kinerja keuangan yang kurang memuaskan sepanjang kuartal III 2019. Pendapatan MDRN memang meningkat 52%
year on year (yoy) menjadi Rp 95,9 miliar. Namun MDRN mencatatkan kerugian hingga Rp 26,5 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, MDRN mencatatkan keuntungan hingga Rp 2,6 miliar. "Ini karena beban keuangan dari utang bank dan lembaga keuangan lainnya di bisnis 7-Eleven," kata Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Modern International Johannis dalam pemaparan publik di Jakarta Selatan, Kamis (19/12).
Baca Juga: Modern Internasional (MDRN) bakal lakukan aksi akuisisi dalam 3 tahun mendatang Asal tahu saja, salah satu anak perusahaan MDRN, PT Modern Sevel Indonesia (MSI) sebelumnya mengelola bisnis waralaba 7-Eleven. Namun, bisnis waralaba ini gagal dan gulung tikar. Sesuai dengan proposal rencana perdamaian, Modern Sevel Indonesia sudah memenuhi kewajiban melakukan pembayaran kepada kreditur. Pada September 2019 lalu, proses lelang peralatan Sevel melalui Badan Lelang menghasilkan dana Rp 3 miliar. Adapun pendapatan yang diperoleh MDRN per September 2019 seluruhnya dikontribusikan dari penjualan produk imaging Ricoh dari bisnis entitas anaknya PT Modern Data Solusi (MDS). Johannis lebih lanjut menjelaskan, sepanjang kuartal III 2019 MDS mencatatkan laba bersih sebelum pajak mencapai Rp 973,2 juta atau naik 299,17%
year on year (yoy). Melihat kinerja sepanjang 2019 ini, Johannis berharap, MDS masih bisa menjadi penopang pendapatan. Untuk memperbaiki kinerjanya, MDS tetap fokus memasarkan produk-produk Ricoh, mengingat MDS saat ini pemegang hak distributor produk-produk Ricoh di Indonesia. Strategi yang ditempuh dengan mengembangkan jaringan pemasaran. Saat ini, MDS memiliki 8 cabang dan tahun depan akan ditambah dua cabang baru di Jakarta. Johannis mengatakan, MDRN tidak menyediakan dana khusus untuk pembukaan cabang MDS ini. Sebab, cabang yang akan dibuka memanfaatkan aset-aset yang sudah dimiliki perusahaan. " Mungkin renovasi saja, per cabangnya butuh sekitar Rp 100 juta-an," kata Johannis lagi. Adapun pendanaannya akan berasal dari internal perusahaan.
Baca Juga: Modern Internasional (MDRN) atur strategi untuk tingkatkan kinerja keuangan tahun ini Berkaca dari kinerja sejauh ini, tahun depan MDS menargetkan pertumbuhan laba yang tidak jauh berbeda dengan tahun ini, sekitar 200% hingga 300%. Selain melalui cabang baru, pengembangan jaringan juga dilakukan melalui penunjukkan diler-diler baru di seluruh Indonesia, merambah penjualan melalui website jual beli online, serta memanfaatkan katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat