Kinerja moncer dan NPL rendah, ini rekomendasi analis untuk saham BBRI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan kredit bermasalah alias non-performing loan yang rendah tahun lalu. Tahun ini, BBRI bakal menggenjot penyaluran kredit mikro.

NPL BBRI hingga akhir tahun 2017 dibukukan stabil di 2,1%, naik tipis ketimbang Desember 2016 pada 2,03%. Laba bersih konsolidasi emiten ini adalah Rp 29,04 triliun, naik 10,7% secara year on year (yoy).

Analis PT Ciptadana Sekurities Erni Marsella Siahaan dalam riset yang terbit 25 Januari lalu memaparkan, pertumbuhan kinerjanya ini dibantu oleh kredit mikro.


Erni mengatakan, pinjaman mikro BBRI naik 13% yoy. Sedangkan pinjaman korporasi BUMN naik 5% dan koporasi non BUMN naik 8% yoy. Namun, angka ini turun dari capaian tahun 2016 di 13% dan 12%.

"Tapi tren ini bagus, karena BBRI bisa meningkatkan porsi mereka di kredit mikro sambil membatasi kredit sektor koporasi yang memiliki margin lebih kecil dan NPL lebih tinggi," tulis Erni.

Menurut Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra, angka NPL BBRI jauh lebih bagus dari sektor perbankan lainnya yang masih di kisaran 3%. "Dari sisi likuiditasnya juga bagus, tingkat loan to deposit ratio (LDR) terlihat turun artinya deposito mereka terus berkembang," jelas Aditya kepada Kontan.co.id.

Lebih jauh mengenai deposito BBRI, Analis Bahana Securities, Henry Wibowo dalam risetnya yang terbit 25 Januari memaparkan, deposito emiten ini naik 11,5% yoy ke Rp 841 triliun. Pencapaian ini berhasil menurunkan nilai LDR dan CASA dari 87,9% ke 87,8% dan dari 59,1% ke 59% pada tahun 2016 dan 2017.

Atas pertimbangan itu, Henry menyarankan aksi beli saham BBRI dengan target harga Rp 4.530 per saham. Aditya menyarankan akumulasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 4.080 per saham. Sedangkan Erni mempertahankan rekomendasi hold dengan target harga Rp 4.100 per saham.

Hari ini, harga saham BBRI turun 1,30% ke level Rp 3.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati