KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (
MPMX) mencetak kinerja yang apik sepanjang tahun 2022. MPMX mengantongi pendapatan senilai Rp 12,74 triliun, meningkat 7% dibandingkan realisasi 2021 sebesar Rp 11,91 triliun. Dari sisi
bottom line, entitas anak dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (
SRTG) ini meraih laba bersih sebesar Rp 661,73 miliar. Melejit 60,72% dibandingkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2021 senilai Rp 411,73 miliar. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesi (BEI), MPMX mencetak laba neto dari operasi yang dilanjutkan sebesar Rp 568,82 miliar. Meningkat 50,1% secara tahunan (
year on year/YoY).
Sedangkan dari laba neto dari operasi yang dihentikan, MPMX mengantongi untung Rp 92,92 miliar atau meroket 183,7% (YoY). Marjin bersih MPMX naik dari 3,5% pada 2021 menjadi 5,2% sepanjang tahun lalu.
Group Chief Executive Officer MPMX, Suwito Mawarwati, menerangkan kontribusi dari masing-masing segmen bisnis MPM Group. Meliputi segmen distribusi, ritel dan aftermarket, transportasi, dan multi-finance.
Baca Juga: Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) Berencana Menjual 96,71 Juta Saham Treasuri Segmen distribusi, ritel dan aftermarket kendaraan roda dua mencatatkan pertumbuhan pendapatan. MPMulia (distribusi) mengalami peningkatan pendapatan sebesar 7,5% dengan penjualan unit sepeda motor sebanyak 650.396 unit dan penjualan suku cadang yang mencapai Rp 1,23 triliun. MPMotor (penjualan ritel) turut mengalami peningkatan pendapatan sebesar 8,5%. Sedangkan laba bersih tercatat meningkat 22,7%. Adapun di segmen asuransi, MPMInsurance berhasil memperoleh premi bruto sebesar Rp 763,2 miliar atau menurun 2% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 781 miliar. Penurunan premi bruto terutama disebabkan oleh kebijakan manajemen untuk menghentikan produk kredit multiguna, rangka kapal, dan rekayasa yang dinilai kurang menguntungkan. Sedangkan kendaraan bermotor dan properti tetap menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi sebesar 69% dari total premi bruto. Dari entitas asosiasi, bisnis transportasi MPMRent menunjukkan kinerja positif terutama karena unit sewa mobil yang lebih tinggi 11% YoY dan peningkatan marjin penjualan mobil bekas sebesar 9%. Untuk segmen ini, MPMRent tidak lagi dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan 2022 MPMX paska kemitraan strategis dengan Carro. Entitas asosiasi di bisnis jasa keuangan, JACCS-MPMFinance Indonesia telah secara signifikan meningkatkan jumlah pemesanan baru sebesar 29% YoY dan laba kotor sebesar 19% YoY. Terutama disumbangkan oleh perluasan jaringan diler dan fokus perusahaan pada pembiayaan kendaraan bekas.
Suwito membeberkan bahwa pertumbuhan kinerja MPMX didorong oleh kinerja dari seluruh entitas anak dan asosiasi yang stabil. Hasil ini didapat di tengah lingkungan ekonomi makro dan geopolitik yang kompleks, termasuk masih menghadapi dampak pandemi dan masalah pasokan komponen semikonduktor. "Hal ini menunjukkan kekokohan model bisnis dan kemampuan kami untuk beradaptasi. Saat ini, Grup MPM adalah perusahaan yang sangat solid dengan tim yang berkualitas dan kesehatan keuangan yang prima," kata Suwito lewat keterangan tertulis, Jum'at (24/3). Strategi di Tahun 2023 Pada tahun ini, imbuh Suwito, MPMX akan melanjutkan inovasi untuk menciptakan produk yang relevan dengan kondisi pasar. Sembari secara konsisten terus mencari peluang untuk tumbuh, termasuk secara anorganik melalui M&A yang potensial. "Ke depannya, tugas kami mempertahankan momentum positif ini dengan terus membangun rekam jejak perusahaan yang berkesinambungan, berfokus kepada pertumbuhan bisnis yang ada dan mengidentifikasi peluang-peluang bisnis baru," terang Suwito. Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, General Manager Corporate Communication & Sustainability MPMX Natalia Lusnita, mengatakan pihaknya mengincar pertumbuhan pendapatan sebesar 15%-20% dibandingkan tahun 2022.
Baca Juga: Laba Saratoga Investama (SRTG) Menciut Jadi Rp 4,61 Triliun pada 2022 Natalia memberikan gambaran, secara historis margin laba bersih MPMX berkisar antara 2%-3% dari pendapatan. "Melihat industri otomotif tumbuh pasca pandemi, Perseroan cukup optimistis tahun 2023 bisnis MPMX akan tetap pada tren positif," kata Natalia. MPMX pun telah menyiapkan strategi bisnis untuk masing-masing segmen, yakni diler dan ritel motor, asuransi, serta transportasi. Untuk menunjang strategi tersebut, MPMX menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 100 miliar pada tahun 2023.
Dari dana tersebut, sekitar 30%-40% dari akan dialokasikan untuk program inisiatif digital. "Sumber dana berasal dari internal cash flow dan fasilitas pinjaman dari pihak ketiga," imbuh Natalia. Anggaran capex MPMX tahun ini sejatinya jauh lebih mini daripada belanja modal tahun lalu. Alasannya, anggaran Rp 100 miliar di 2023 tidak termasuk belanja modal untuk MPM Rent, karena tidak lagi dikonsolidasikan dengan MPMX. Adapun pada tahun ini MPMRent akan meningkatkan kualitas pelayanan bagi pelanggan B2B maupun B2C. Di antaranya mengembangkan sewa jangka pendek di bawah satu bulan untuk klien B2B dan B2C dengan unit khusus yang mencakup layanan pengemudi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari