Kinerja Moncer, Laba Bersih Adaro Minerlas (ADMR) Melejit 490% di Semester I-2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan kinerja keuangan yang mentereng di semester I-2022. Di mana, perusahaan sukses mencetak lonjakan pada pendapatan dan laba bersih di periode Januari-Juni 2022.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ADMR mencapai US$ 202 juta di semester pertama 2022. Realisasi ini melejit 490% dibanding periode yang sama tahun sebelum yang hanya US$ 34,18 juta

Melansir laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (29/8), kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan perusahaan. Anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini membukukan pendapatan usaha bersih US$ 435,65 juta atau melonjak 165% dari pendapatan di semester I-2021 sebesar US$ 164.15 juta


ADMR membukukan EBITDA operasional sebesar US$ 288 juta, atau naik 332% dari $67 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Proyek Alumunium Kendaraan Listrik Adaro Minerals (ADMR), Menarik Minat Hyundai

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR Christian Ariano Rachmat mengatakan, kenaikan signifikan pada harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) ADMR dan kenaikan volume penjualan mendorong kenaikan profitabilitas.

Christian menambahkan, ADMR mendapatkan minat yang tinggi untuk produk batubara kokas keras, sehingga volume penjualan di enam bulan pertama 2022 dapat tumbuh 9%. Kondisi harga yang kuat mendorong ASP milik ADMR melesat naik 143%

“Walaupun penurunan aktivitas manufaktur dan konstruksi membawa tantangan terhadap batubara metalurgi saat ini, kami berada di posisi yang baik untuk memenuhi target produksi sebesar 2,8 juta ton– 3,3 juta ton pada tahun 2022,” terang Christian dalam siaran pers, Senin (29/8).

Lebih lanjut, ADMR juga terus mendukung transformasi internal Grup Adaro. ADMR mencatat beberapa pencapaian baru pada rencana peletakan batu pertama pembangunan smelter aluminium pada awal 2023 sebagai proyek pertama dalam pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia di Provinsi Kalimantan Utara.

 
ADMR Chart by TradingView

Adapun hingga Juni 2022, ADMR turut mencatatkan kenaikan signifikan pada beban pokok pendapatan. Di mana beban perusahaan naik 45% secara tahunan menjadi US$ 148 juta karena biaya royalti yang lebih tinggi didorong oleh peningkatan volume dan ASP, kemudian sejumlah biaya lainnya seperti biaya penambangan, pemrosesan batubara, hingga pengangkutan dan penanganan tercatat jadi lebih tinggi.

Rinciannya, volume produksi yang lebih tinggi pada semester I02022 menyebabkan kenaikan 30% pada biaya penambangan menjadi US$ 30 juta dari US$ 23 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Selain itu juga terjadi peningkatan 65% dalam biaya pemrosesan batubara menjadi US$ 18 juta dari US$ 11 juta. Lalu peningkatan 45% pada biaya pengangkutan dan penanganan menjadi US$ 34 juta dari US$ 24 juta, dan kenaikan biaya bahan bakar 97% menjadi US$ 11,9 juta dari US$ 6,1 juta di semester I-2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari