JAKARTA. Serbuan produk pelat timah impor membuat PT Pelat Timah Nusantara Tbk kewalahan. Perusahaan harus banting harga untuk merebut pasar. Alhasil, kinerja anak usaha PT Krakatau Steel Tbk ini merosot tajam. Hal itu tecermin dari semakin tingginya nilai kerugian. Per akhir Desember 2012, total kerugian bersih yang ditanggung perusahaan mencapai US$ 6,49 juta. Angka ini, empat kali lipat lebih besar dibanding kerugian di tahun sebelumnya. Pada 2011, nilai kerugian korporasi yang dikenal dengan nama Latinusa ini hanya sekitar US$ 1,62 juta. Ardhiman T. Akanda, Direktur Utama Latinusa memaparkan, ada tiga produsen pelat timah asing yang menggempur pasar domestik. Mereka berasal dari China, Korea Selatan, dan Taiwan. "Tiga negara itu menguasai 90% pasar (pelat timah dunia) saat ini, ini salah satu penyebab kami merugi besar," ujarnya, Rabu (27/3).
kinerja NIKL anjlok akibat produk impor
JAKARTA. Serbuan produk pelat timah impor membuat PT Pelat Timah Nusantara Tbk kewalahan. Perusahaan harus banting harga untuk merebut pasar. Alhasil, kinerja anak usaha PT Krakatau Steel Tbk ini merosot tajam. Hal itu tecermin dari semakin tingginya nilai kerugian. Per akhir Desember 2012, total kerugian bersih yang ditanggung perusahaan mencapai US$ 6,49 juta. Angka ini, empat kali lipat lebih besar dibanding kerugian di tahun sebelumnya. Pada 2011, nilai kerugian korporasi yang dikenal dengan nama Latinusa ini hanya sekitar US$ 1,62 juta. Ardhiman T. Akanda, Direktur Utama Latinusa memaparkan, ada tiga produsen pelat timah asing yang menggempur pasar domestik. Mereka berasal dari China, Korea Selatan, dan Taiwan. "Tiga negara itu menguasai 90% pasar (pelat timah dunia) saat ini, ini salah satu penyebab kami merugi besar," ujarnya, Rabu (27/3).