Kinerja Nusantara Infrastructure tahun lalu ditopang pendapatan sektor konstruksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,57 triliun di 2019. Pendapatan tersebut melejit 101,29% dari Rp 781,76 miliar di 2018. Pendorongnya, dari pendapatan konstruksi yang mencapai Rp 943,51 miliar.

Pendapatan dari pembangunan Tol Layang A.P. Pettrani menjadi salah satu pendorong kinerja META sepanjang tahun lalu.

General Manager Corporate Affairs META Deden Rochmawati menyebutkan, pencapaian kinerja di sepanjang tahun 2019 dioptimalkan melalui berbagai faktor pendorong seperti memperkuat kebijakan strategis, meningkatkan pengembangan bisnis, serta memaksimalkan pengelolaan keuangan yang baik. "Hal ini yang membuat manajemen mampu menjaga laju pertumbuhan positif kinerja perusahaan di tengah tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2019," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4).


Deden menjelaskan pendapatan konstruksi berasal dari progres pembangunan Tol Layang A.P. Pettarani di Makassar. Per 6 Februari lalu, META mencatat progres tol tersebut telah mencapai 61,92%.

Baca Juga: Nusantara Infrastructure (META) catat penurunan laba bersih 19,94% sepanjang 2019

Pendapatan juga didorong dari peningkatan volume penjualan energi melalui PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari (RPSL).

Kemudian, dari sisi pendapatan usaha dan penjualan tercatat sebesar Rp 630,17 miliar atau turun 6,34% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 672,84 miliar. Deden memaparkan, untuk realisasi pos tersebut sebetulnya naik sekitar 5,8% dari yang ditargetkan di awal tahun sebesar Rp 595,63 miliar.

"Hal ini didukung oleh sektor usaha yang memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi secara berurutan adalah sektor jalan tol mencapai Rp 415,90 miliar atau sebesar 0,85% di atas target, sektor energi terbarukan mencapai Rp 141,21 miliar atau sebesar 6,56% di atas target, dan sektor air bersih mencapai Rp 73,06 miliar atau sebesar 44,03% di atas target," bebernya.

Beriringan dengan itu, beban langsung dan beban pokok penjualan juga naik signifikan. Tercatat peningkatan terbesar terjadi pada pos beban konstruksi menjadi Rp 943,51 miliar dari Rp 106,25 miliar. Menurutnya, kenaikan beban tersebut dari peningkatan progres pembangunan Tol Layang A.P Pettarani.

Selain itu, pada tahun lalu META mencatat adanya tambahan laba yang diperoleh perusahaan atas divestasi KIN di tahun 2018. Hal tersebut mengakibatkan laba bersih META mencatatkan penurunan 19,94% secara tahunan menjadi Rp 143,81 miliar dari Rp 179,65 miliar.

Untuk tahun 2020, META akan terus berkomitmen dalam menyelesaikan sejumlah proyek kontruksi meskipun di tengah Pandemi Covid-19. Kegiatan proyek dilaksanakan dengan menerapkan standar protokol keselamatan & kesehatan kerja seluruh pihak.

Di sektor tol, melalui PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) pembangunan Jalan Tol Layang A.P. Pettarani. Saat ini, BMN memberikan layanan kepada 56.382 pengguna jalan tol. Diharapkan saat Jalan Tol layang Pettarani beroperasi, diperkirakan akan memberikan kontribusi kenaikan pendapatan sebesar 135% terhadap BMN (Tol Makassar).

Sementara untuk sektor energi terbarukan, melalui PT Inpola Meka Energi (IME) juga akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di Desa Lau Gunung, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara dengan total kapasitas terpasang sebesar 15 MW. Saat beroperasi, PLTMH Lau Gunung akan melayani kurang lebih 10.000 rumah tangga di 2 wilayah Kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Perusahaan juga ikut berkontribusi dalam mendukung program pemerintah pusat untuk meningkatkan rasio elektrifikasi sekaligus mendukung kehandalan pasokan listrik ke kedua kabupaten tersebut. Melalui pembangunan dan pengoperasian proyek PLTMH ini, IME akan memberikan kontribusi kenaikan pendapatan sebesar 50% terhadap PT Energi Infranusantara (EI).

Baca Juga: Corona meluas, META dan CMNP catatkan penurunan lalu lintas tol hingga 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat