Kinerja Oke, Harga Saham Juga Tren Naik, Saham BUMI Sebaiknya Jual atau Beli?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali naik di tengah kabar kinerja keuangan yang membaik. Dengan kenaikan tersebut, apakah sudah saatnya beli saham BUMI atau jual?

Pada perdagangan hari Selasa 29 November 2022, harga saham BUMI ditutup menguat 3,35% ke level Rp 185 per saham. Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga saham BUMI terakumulasi turun 3 poin atau 1,60%.

Namun secara year to date atau sejak awal tahun, harga saham BUMI sudah meroket 176,12%.


Bersamaan dengan lonjakan harga saham BUMI, manajemen perusahaan Bumi Resources juga memoles kinerja. Utang BUMI yang sempat menggunung, kini hampir lunas.

Vice President Investor Relations & Chief Economist BUMI, Achmad Reza Widjaja memaparkan sejumlah langkah yang ditempuh BUMI untuk menggenjot restrukturisasi dan pelunasan utang. Jumlah utang BUMI sempat menggunung hingga US$ 4,3 miliar pada tahun 2017.

BUMI melakukan restrukturisasi sebesar US$ 2,6 miliar. Terdiri dari utang senilai US$ 2 miliar menjadi saham serta Mandatory Convertible Bond (MCB) atau Obligasi Wajib Konversi (OWK) sebesar US$ 0,6 miliar.

Baca Juga: Prediksi IHSG Hari Ini (30/11) Turun Lagi, Untuk Trading Pantau 8 Saham Pilihan

Pada tahun ini, BUMI pun telah melunasi Tranche A/B/C CVR. BUMI memiliki OWK sebesar US$ 166 juta yang akan jatuh tempo pada Desember 2024. Kemudian, masuknya Grup Salim membuat neraca keuangan BUMI semakin sehat.

BUMI lantas melakukan private placement atau non-preemptive rights (NPR) senilai US$ 1,6 miliar. Aksi korporasi ini dilakukan pada 18 Oktober 2022. Sehari berikutnya, BUMI melakukan pembayaran utang PKPU.

"Ada beberapa sisa utang yang masih ada, dan kemungkinan kami akan melunasi paling lambat di kuartal pertama 2023," terang Achmad.

Baca Juga: BUMI Mengincar Produksi 80 Juta Ton Batubara di 2023 Sambil Menjajaki Bisnis Baru

Langkah berikutnya, BUMI akan merilis 27,48 miliar saham baru seri C senilai total Rp 2,20 triliun untuk melunasi utangnya. Dengan skema private placement, saham baru seri C itu akan dialokasikan bagi OWK, salah satunya China Investment Corporation (CIC).

Private placement pada harga Rp 80 per saham itu akan menempatkan CIC sebagai investor strategis BUMI dengan porsi kepemilikan 10,75%. Pemegang OWK akan mengkonversi haknya pada 5 Desember 2022, sehingga BUMI akan terbebas dari utang.

Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie menjelaskan, dari 27,48 miliar saham yang akan diterbitkan, sekitar 25 miliar akan dipegang oleh CIC. Jumlah saham BUMI akan meningkat dari posisi sekitar 343 miliar menjadi 371 miliar.

Adika optimistis CIC bakal menjadi mitra strategis bagi BUMI. "Mereka kami rasa akan menjadi long term holder. CIC akan memiliki lebih 10% (saham) di BUMI, sehingga ini akan sangat strategis bagi kami," kata Adika.

Outlook Batubara 2023

Bersamaan dengan pelunasan utang, Direktur Independen & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava memperkirakan prospek harga dan pasar batubara masih akan cerah pada tahun depan. Sebab, kebutuhan terhadap komoditas energi masih tinggi.

Terlebih, harga komoditas alternatif seperti gas juga masih tinggi. Sedangkan sumber energi lain seperti energi terbarukan masih terbatas dan belum andal menggantikan batubara dalam waktu dekat ini.

Dileep pun memperkirakan harga batubara bisa bertahan di level US$ 200 per ton-US$ 250 per ton dalam jangka menengah. Bahkan, masih bisa bergerak di kisaran US$ 300 per ton pada tahun depan. "Tapi harga batubara akan dipengaruhi permintaan oleh permintaan dari China dan India," imbuh Dileep.

Meski punya prospek cerah, tapi Dileep juga menyoroti sejumlah tantangan bagi kinerja BUMI. Dari sisi produksi, curah hujan yang tinggi masih bisa menghambat operasional penambangan di tahun depan.

Baca Juga: Pasar Batubara Diselumuti Sejumlah Sentimen, Ini Rekomendasi Saham Jagoan Analis

Sebagai perbandingan, pada tahun ini tingkat produksi batubara BUMI terpangkas 10% akibat tingginya curah hujan. Adapun sampai dengan kuartal ketiga 2022, BUMI memproduksi batubara sebanyak 53,7 juta ton, merosot 9% secara tahunan. 

Meski volume produksi merosot, tapi BUMI tetap bisa mendongkrak cuan lantaran harga batubara yang melonjak tinggi. Kenaikan harga batubara per kuartal ketiga 2022 mencapai 89% secara tahunan. 

Achmad memberikan gambaran, realisasi  harga batubara dalam periode sembilan bulan 2022 sebesar US$ 118,7 per ton. Lebih tinggi dibanding tingkat harga periode sembilan bulan 2021 sebesar US$ 62,8 per ton. "Peningkatan (harga) batubara dunia yang signifikan menjadi penopang pendapatan BUMI," imbuhnya.

Sekadar mengingatkan, BUMI membukukan pendapatan senilai US$ 1,39 miliar per kuartal ketiga 2022. Melesat 109,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai US$ 666,18 juta.

BUMI pun meraih laba bersih senilai US$ 365,49 juta. Melesat 473,76% dari torehan laba bersih BUMI di periode yang sama tahun lalu, yakni US$ 63,70 juta.

Baca Juga: Terbitkan 27,5 Miliar Saham, Bumi Resources (BUMI) Mau Konversi Seluruh Sisa OWK

Rekomendasi Saham

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya melihat prospek harga saham BUMI akan kembali terangkat saat terbebas dari utang. Pasalnya, selama ini beban utang yang menggunung menjadi sentimen negatif, yang membuat investor khawatir masuk ke saham BUMI.

"(Pelunasan utang) jadi sentimen positif untuk BUMI karena secara signifikan bisa merombak posisi keuangan. Profitability juga bisa meningkat. Apalagi jika hilirisasinya disambut positif pasar," ujar Cheryl kepada Kontan.co.id, Selasa (29/11).

Cheryl pun menyematkan rekomendasi buy untuk saham BUMI dengan target harga Rp 210. Pelaku pasar disarankan stop loss jika saham BUMI ambles menembus harga Rp 178 per saham.

Itulah rekomendasi saham BUMI untuk perdagangan hari ini. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto