KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten batubara mencatatkan kinerja produksi cemerlang pada kuartal I 2024. Raihan produksi batubara sejumlah emiten emas hitam ini tercatat naik dibandingkan capaian periode sama di tahun sebelumnya. Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) Niko Chandra mengatakan, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini produksi batubara PTBA mencapai 7,3 juta ton. "Ini tumbuh 7%
year on year (YoY) dibanding periode yang sama tahun 2023 yakni sebesar 6,8 juta ton. Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10% menjadi 9,7 juta ton," ujar Niko kepada Kontan, Kamis (2/5).
Niko menjelaskan, raihan positif pada kuartal I 2024 ini menumbuhkan optimisme perusahaan untuk mengejar target produksi pada tahun ini. Untuk tahun 2024, PTBA membidik produksi batubara mencapai 41,3 juta ton. "Perusahaan (akan) mengoptimalkan berbagai upaya agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Kami melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis," sambung Niko. Baca Juga:
Kinerja Indo Tambangraya Megah (ITMG) Diprediksi Masih Tertekan pada 2024 Niko melanjutkan, terkait rencana ekspansi pada tahun ini, PTBA masih melakukan kajian dari berbagai aspek. Terutama dari sisi teknis, legal, finansial, serta kesesuaian dengan strategi bisnis perusahaan. Sementara itu, PT Bumi Resources Tbk (
BUMI) juga turut menorehkan peningkatan kinerja produksi. Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, kinerja produksi dan penjualan sepanjang kuartal I 2024 mengalami peningkatan. Pada kuartal I 2024, BUMI membukukan produksi 19,5 juta ton atau tumbuh 21% dari raihan periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar 16,1 juta ton. Raihan ini terdiri dari produksi PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 14,5 juta ton dan PT Arutmin Indonesia sebesar 5,1 juta ton. Penjualan batubara BUMI pada kuartal I 2024 mencapai 18,4 juta ton atau tumbuh 19% yoy dibandingkan kuartal I 2023 yang sebesar 14,4 juta ton. "Panduan produksi tahun ini di kisaran 80 juta ton hingga 82 juta ton. Untuk tahun ini alokasi belanja modal sekitar US$ 80 juta sampai US$ 100 juta," kata Dileep kepada Kontan, Rabu (1/5). Kenaikan produksi turut dicatatkan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) untuk periode kuartal I 2024.
Dalam pemberitaan Kontan, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi "Boy" Thohir mengungkapkan bahwa secara operasional, volume produksi dan penjualan batubara mengalami kenaikan pada kuartal I-2024.
Volume produksi ADRO dan anak usaha (Grup Adaro) mencapai 18,07 juta ton, sedangkan volume penjualan sebesar 16,48 juta ton.
Volume produksi dan penjualan batubara tersebut mencerminkan kenaikan masing-masing sekitar 15% dan 5% dibandingkan kuartal I-2023. Hanya saja, peningkatan pada kinerja operasional beriringan dengan penurunan 24% pada harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP), seiring penurunan harga batubara. "Di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah, kami mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya. Lebih lanjut, posisi neraca dan keuangan secara keseluruhan tetap sehat, sehingga menyediakan fleksibilitas pada saat ini," ungkap Boy Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (1/5). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari