KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih terpukul pada kuartal ketiga 2020. Hal ini tercermin dari pendapatan ADRO yang hanya sebesar US$ 596 juta dan rugi US$ 45,6 juta. Dengan demikian pada periode sembilan bulan pertama tahun ini pendapatan ADRO baru sebesar US$ 1,95 miliar atau turun 26,4% secara year on year (yoy). Adapun untuk laba bersih ADRO periode Januari-September 2020 sebesar US$ 120 juta atau turun 72,4% yoy. Analis Sucor Sekuritas Hasan Barakwan dalam risetnya pada 2 November menuliskan, penyebab ADRO membukukan rugi adalah pendapatan yang merosot akibat harga penjualan rata-rata dan volume penjualan batubara yang menurun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Di satu sisi, COGS juga turun hingga 20% yoy seiring stripping ratio yang lebih rendah. Sementara harga bahan bakar yang lebih rendah nyatanya belum cukup mengimbangi penurunan dari sisi top line. “Secara kuartalan ADRO yang merugi US$ 45,6 juta tidak terlepas dari salah satu item yang mengalami kerugian nilai hingga US$ 75 juta dan kerugian pada instrumen keuangan derivatif senilai US$ 48 juta pada kuartal III-2020. Sehingga, kinerja bottom line ADRO hingga sembilan bulan 2020 baru memenuhi 40% dari proyeksi Sucor dan 44% konsensus,” tulis Hasan.
Kinerja operasional membaik, saham Adaro Energy (ADRO) direkomendasikan beli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih terpukul pada kuartal ketiga 2020. Hal ini tercermin dari pendapatan ADRO yang hanya sebesar US$ 596 juta dan rugi US$ 45,6 juta. Dengan demikian pada periode sembilan bulan pertama tahun ini pendapatan ADRO baru sebesar US$ 1,95 miliar atau turun 26,4% secara year on year (yoy). Adapun untuk laba bersih ADRO periode Januari-September 2020 sebesar US$ 120 juta atau turun 72,4% yoy. Analis Sucor Sekuritas Hasan Barakwan dalam risetnya pada 2 November menuliskan, penyebab ADRO membukukan rugi adalah pendapatan yang merosot akibat harga penjualan rata-rata dan volume penjualan batubara yang menurun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Di satu sisi, COGS juga turun hingga 20% yoy seiring stripping ratio yang lebih rendah. Sementara harga bahan bakar yang lebih rendah nyatanya belum cukup mengimbangi penurunan dari sisi top line. “Secara kuartalan ADRO yang merugi US$ 45,6 juta tidak terlepas dari salah satu item yang mengalami kerugian nilai hingga US$ 75 juta dan kerugian pada instrumen keuangan derivatif senilai US$ 48 juta pada kuartal III-2020. Sehingga, kinerja bottom line ADRO hingga sembilan bulan 2020 baru memenuhi 40% dari proyeksi Sucor dan 44% konsensus,” tulis Hasan.