Kinerja operasional SMR Utama (SMRU) kurang mumpuni di tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa pertambangan PT SMR Utama Tbk (SMRU) mengalami penurunan kinerja operasional sepanjang tahun lalu.

Tercatat, volume pengupasan lapisan tanah atau overburden removal (OB) SMRU sebesar 27,3 juta bank cubic meter (bcm) pada tahun lalu. Hasil tersebut turun 17,27% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 33 juta bcm. Capaian tersebut juga lebih rendah dari target volume OB perusahaan di 2019 yakni 30 juta bcm.

Di sisi lain, volume pengambilan batubara atau coal getting SMRU naik 17,85% (yoy) dari 2,8 juta ton di 2018 menjadi 3,3 juta ton pada tahun 2019. Hasil ini juga lebih tinggi dari target coal getting SMRU di tahun lalu sekitar 2 juta hingga 3 juta ton.

Baca Juga: SMR Utama (SMRU) genjot kinerja operasional tahun ini

Sekretaris Perusahaan SMRU Ricky Kosasih bilang, penurunan volume OB lebih disebabkan adanya keterlambatan pengerjaan kontrak baru dari PT Berau Coal di area Sambarata, Kalimantan Timur. Catatan Kontan, SMRU mendapat kontrak dari Berau Coal pada Agustus tahun kemarin untuk jasa pertambangan batubara dan penyewaan alat-alat berat.

Memasuki tahun ini, SMRU menargetkan volume OB sebesar 34 juta bcm dan coal getting sebanyak 3,3 juta ton.

SMRU pun akan tetap berupaya mempertahankan produktivitas kerja di musim hujan seperti sekarang. Namun demikian, di saat yang sama perusahaan juga tetap memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan kerja.

“Tentu nanti di musim kemarau kegiatan operasional dapat lebih dioptimalkan lagi,” kata Ricky, Jumat (7/2).

Untuk menggenjot kinerja operasional, SMRU telah menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 230 miliar pada tahun ini. Dana tersebut dipakai untuk melanjutkan program peremajaan alat berat milik perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari