Kinerja Operasional Terminal Peti Kemas Meningkat Usai Merger Pelindo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah melalui Menteri BUMN Erick Thohir yang melakukan merger BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Persero) pada 1 Oktober 2021 lalu mulai membuahkan hasil. Salah satunya dalam hal peningkatan kinerja operasional di sejumlah terminal peti kemas.

Corporate Secretary Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) Widyaswendra mengatakan peningkatan kinerja operasional tersebut salah satunya berkaitan dengan waktu singgah kapal di pelabuhan (port stay). Widyaswendra menyontohkan port stay di TPK Makassar sebelum merger Pelindo bisa mencapai rata-rata 30 jam. Kini, dengan serangkaian upaya pembenahan oleh SPTP port stay di TPK Makassar menyisakan rata-rata 24 jam.

Capaian tersebut tak lepas dari upaya pembenahan yang dilakukan SPTP. Pembenahan dimaksud meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, pengaturan jam kerja bagi tenaga kerja bongkar muat (TKBM), serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.


"Percepatan waktu singgah kapal ini menjadikan kapal dapat segera berlayar dan diharapkan dapat memangkas biaya logistik," katanya, dalam siaran pers yang dikutip Kontan, Minggu (8/5).

Baca Juga: Garuda Indonesia Diperkirakan Angkut 51.000 Penumpang Saat Puncak Arus Balik Lebaran

Peningkatan kinerja juga berdampak pada kedatangan kapal yang sudah terjadwal dalam berthing windows. Dengan standardisasi yang merata di terminal yang dikelola SPTP, jadwal kedatangan kapal dalam berthing windows lebih baik dan minim keterlambatan.

"Ada salah satu shipping line yang memiliki 2 berthing windows di Makassar dengan rute Makassar-Surabaya dan Makassar-Semarang-Jakarta-Belawan, saat ini kedatangan kapal mereka di TPK Makassar sesuai jadwal dan tidak pernah terlambat," lanjutnya.

Selain di TPK Makassar, peningkatan kinerja operasional juga tercatat di TPK Belawan. Port stay di terminal tersebut membaik dari rata-rata 36 jam menjadi rata-rata 20 jam. Demikian halnya dengan TPK Ambon yang mencatat waktu singgah kapal dari 72 jam menjadi 36 jam. 

"Selain tiga terminal peti kemas tersebut, upaya standardisasi juga dilakukan di 27 terminal yang dikelola oleh SPTP, dalam waktu dekat kami akan melakukan standardisasi di TPK Sorong, TPK Pantoloan, TPK Perawang, TPK Kendari, dan TPK Jayapura," papar Widyaswendra.

Kepala PT Tanto Intim Line Cabang Ambon Vence Pattiwael mengungkapkan peningkatan kinerja operasional di TPK Ambon mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Pihaknya mengaku saat ini waktu bongkar muat satu kapal dengan muatan 600 peti kemas dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 36 jam. 

Baca Juga: Pertamina: Stok BBM Darat, Laut, dan Udara Aman Untuk Arus Mudik Lebaran

"Kami pernah mengalami untuk bongkar muat 200 peti kemas sampai memakan waktu lebih dari 3 hari, dengan sistem yang ada sekarang tentu lebih cepat dan yang terpenting untuk layanan administrasi sudah dapat diakses dengan telepon, tidak perlu antre," urainya.

Hal senada disampaikan Kepala PT Meratus Line Cabang Makassar Steven Kristanto yang menyebut layanan pengaduan pelanggan di TPK Makassar saat ini lebih baik dari sebelumnya. Menurutnya TPK Makassar lebih tanggap dalam menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan oleh para shipping line. Hal itu juga berdampak pada kepercayaan pelanggan terhadap layanan pengiriman barang yang dilakukan oleh Meratus Line.

"Kegiatan bongkar muat di TPK Makassar saat ini juga semakin cepat, rata-rata bisa mencapai 50 box peti kemas per jam," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi