Kinerja operasional tumbuh, bagaimana rekomendasi saham United Tractors (UNTR)?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) berhasil mencetak pertumbuhan kinerja operasional di seluruh lini bisnisnya sepanjang 10 bulan pertama 2021. Penjualan alat berat, penjualan batubara, produksi batubara, hingga penjualan emas menunjukkan pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy).

Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, harga komoditas seperti batubara, nikel, dan minyak sawit mentah (CPO) yang solid telah mendorong peningkatan penjualan Komatsu ke sektor pertambangan hingga 181,9% dan sektor agribisnis hingga 64,8% secara year-on-year.

Stefanus meyakini, target volume penjualan Komatsu yang dipasang BRIDanareksa Sekuritas, yakni sebesar 3.000 unit untuk tahun ini akan dapat tercapai. Mengingat penjualan sepanjang 10 bulan 2021 sudah mencapai 86,3% dari  target. “UNTR hanya perlu menjual 205 unit alat berat di sisa bulan tahun ini,” terang Stefanus, Jumat (26/11).


UNTR melaporkan produksi batubara dari anak usahanya di sektor kontraktor tambang,  yakni PT Pamapersada Nusantara (Pama) sebesar 97,1 juta ton hingga akhir Oktober 2021. Jumlah ini naik 2,42% dari realisasi produksi batubara di periode yang sama tahun lalu sebesar 94,8 juta ton.

Baca Juga: Harga saham beberapa emiten baru terus turun, simak rekomendasi analis berikut

Realisasi volume pengupasan lapisan atau overburden (OB) removal juga tumbuh 1,53% menjadi 709,1 juta bank cubic meter (bcm) dari sebelumnya 698,4 bcm.

Di bisnis perdagangan batubara, UNTR menjual 8,15 juta ton batubara melalui anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung (TTA). Angka penjualan ini naik 6,53% dari realisasi penjualan batubara pada 10 bulan pertama 2020 yang hanya 7,65 juta ton.

Stefanus menilai, secara keseluruhan, kinerja operasional masih berada dalam ekspektasi yang dipasang BRIDanareksa Sekuritas.

Pada tahun ini, Stefanus memperkirakan UNTR bakal mengantongi pendapatan senilai Rp 79,17 triliun, dan akan naik menjadi Rp 81,47 pada tahun depan. Dari sisi bottomline, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini diproyeksi akan membukukan laba bersih senilai Rp 10,67 triliun dan akan naik menjadi Rp 11,33 triliun tahun depan.

BRIDanareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 34.000. Risiko utama rekomendasi ini diantaranya koreksi pada harga batubara.

 
UNTR Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi