KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood CBP Tbk (ICBP) sukses membukukan kinerja yang solid sepanjang kuartal I-2022. Tercatat, ICBP berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 17,19 triliun atau naik 14% secara
year on year (yoy). Dari sisi
bottom line, emiten
consumer ini juga mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 12% menjadi Rp 1,94 triliun. Tercatat, bisnis utama ICBP, yakni mi instan membukukan penjualan senilai Rp 11.9 triliun atau naik 12,6% secara yoy. Pertumbuhan ini tidak terlepas dari masuknya penjualan Timur-Tengah lewat Pinehill sebesar 25,3% yoy dan pertumbuhan penjualan domestik sebesar 10,8% secara yoy. Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika mengungkapkan, kinerja tersebut sejauh ini
inline dengan proyeksi Ciptadana maupun konsensus. Pasalnya, kinerja
top line maupun
bottom line ICBP pada kuartal I-2022 setidaknya sudah melebihi 25% dari proyeksi.
“Pertumbuhan laba ICBP lebih dikarenakan
forex losses yang lebih rendah, yakni hanya Rp 255 miliar, dibanding kuartal I-2021 yang mencapai Rp 1 triliun,” kata Putu kepada Kontan.co.id, Kamis (2/6).
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Bukukan Kinerja Positif, Berikut Rekomendasi Samuel Sekuritas Putu juga menyoroti bagaimana
gross profit margin (GMP) ICBP mengalami perbaikan secara kuartalan, yakni tumbuh 0,7%. Menurutnya, hal ini seiring dengan kenaikan
Average Selling Price (ASP) pada kuartal IV-2021 silam. Lebih lanjut, ia mengekspektasikan pertanda positif tersebut akan berlanjut pada kuartal berikutnya. Hal ini sejalan dengan ICBP yang sudah menaikkan ASP sekitar 3-5% pada tahun ini di beberapa segmen. Secara keseluruhan, dengan kinerja yang solid pada kuartal I-2022, Putu meyakini kinerja ICBP ke depan masih akan tetap solid. Walaupun ada kenaikan harga komoditas ke depan, dia optimistis pemulihan ekonomi akan menjadi katalis yang bisa mendongkrak kinerja ICBP pada sisa akhir tahun ini. “Pemulihan daya beli memungkinkan ICBP untuk melakukan penyesuaian harga dan dapat meredam penurunan pada margin ke depannya,” imbuh Putu.
Baca Juga: Keuntungan Surya Citra Media (SCMA) Berpotensi Tertekan, Ini Rekomendasi Analis Sementara analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Goutama dalam risetnya pada 19 Mei menuliskan, ICBP yang sudah punya
branding kuat memiliki bemper yang lebih baik untuk menghadapi kenaikan harga komoditas. Pasalnya, ICBP bisa meningkatkan ASP untuk mengurangi tekanan dari biaya produksi, tapi tanpa harus khawatir kehilangan konsumen. Berdasarkan observasinya, volume penjualan mi instan ICBP masih tetap bisa tumbuh pada periode 2013 & 2014, padahal pada periode tersebut ASP naik 9% & 16%. Hal ini seiring dengan produk mi instan ICBP yang dipandang sebagai salah satu kebutuhan pokok, serta menjadi
market leader.
Editor: Tendi Mahadi