Kinerja Pakuwon Jati (PWON) Diproyeksi Positif, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) diproyeksi mampu meraih kinerja positif pada akhir tahun 2024 didorong insentif pajak pemerintah atas pembelian properti, hingga penurunan suku bunga. 

Sebelumnya, emiten properti ini membukukan kinerja yang kuat pada semester pertama tahun 2024, dengan pendapatan naik 12,6% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 3,26 triliun. 

Alhasil laba sebelum bunga dan bunga (EBITDA) naik 10,3% menjadi Rp 1,79 triliun, dari sebelumnya Rp 1,62 triliun. Kemudian laba bersih juga naik 30,7% menjadi Rp 1,35 triliun, dari sebelumnya Rp 1,03 triliun. 


Baca Juga: Bos Pakuwon Jati (PWON) Pastikan Tak Ada Kenaikan Tarif Sewa Mal pada Tahun 2024

Analisis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Axell Ebenhaezer menilai faktor utama di balik kinerja gemilang ini didorong oleh penjualan pemasaran yang luar biasa.

Sepanjang Januari sampai Juni 2024, PWON mencatat penjualan pemasaran mencapai Rp 770 miliar. Adapun 54% di antaranya berasal dari sub-segmen rumah tapak dan sisanya sebesar 46% berasal dari sub-segmen kondominium dan perkantoran.

Kinerja penjualan pemasaran ini sebagian besar berasal dari penjualan rumah tapak di kawasan Grand Pakuwon dan Pakuwon City, serta penjualan apartemen di Pakuwon Jakarta, Pakuwon Mall Surabaya, Eastcoast Mansion Surabaya, dan One Icon Tower.

"Hal ini menandai kenaikan penjualan pemasaran sebesar 28,3% YoY, dengan 70% dari total penjualan pemasaran memanfaatkan insentif PPNDTP dari pemerintah," tulis Axell sama riset 27 September 2024.

Dengan kinerja tersebut, pendapatan pengembangan secara keseluruhan juga terkena imbas positif. Pada semester I-2024 pendapatan pengembangan naik 18% YoY menjadi Rp 811 miliar. Padahal di periode yang sama tahun yang sama PWON hanya membukukan pendapatan pengembangan sebesar 688 miliar.

Tidak hanya itu, pendapatan berulang juga meningkat sebesar 11% YoY menjadi Rp 2,45 triliun. Kontributor terbesarnya adalah ritel mall sub-segmen sebesar Rp1,68 triliun, dengan peningkatan 10% YoY. Sedangkan sub-segmen lainnya termasuk perhotelan dan penyewaan kantor, meningkat masing-masing sebesar 17% dan 2% YoY.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda memproyeksi kinerja keuangan PWON ke depannya akan terus tumbuh dengan katalis positifnya, yaitu dipangkasnya suku bunga Bank Indonesia dan The Fed.

Vicky menilai, dengan suku bunga lebih rendah dapat menarik minat pembeli rumah sehingga permintaan terhadap properti bisa meningkat. Ditambah lagi perpanjangan PPN DTP 100% hingga akhir 2024 yang dapat mendorong penjualan segmen perumahan. 

Namun ia menurutnya ada katalis yang dapat menekan kinerja PWON. Menurutnya inflasi, dan skenario jika tidak ada pemotongan suku bunga dan perlambatan ekonomi global serta persaingan yang ketat di industri properti berpotensi menekan kinerja PWON. 

Baca Juga: Pasar Bergairah, Pengembang Pacu Pemasaran Properti Komersial

Oleh sebab itu ia mengingatkan agar PWON dapat mempersiapkan strategi baru yang dapat memulihkan kinerja emiten dan menarik minat customers dalam menghadapi skenario terburuk. 

"Selain itu, emiten dapat fokus pada kualitas produk dari segi konsep ataupun desain, kemudian memperkuat keuangan perusahaan dengan menjaga rasio keuangan yang sehat dan mengelola risiko dengan baik serta inovasi yang menunjang kedepannya untuk emiten," kata Vicky kepada KONTAN, Rabu (9/10). 

Analis CGS Sekuritas Internasional, Baruna Arkasatyo dan Joanne Ong mengatakan proyek-proyek mendatang PWON akan menaikkan Net Leaseable Area (NLA) ritel emiten ini sebesar 39% dibandingkan akhir tahun 2023.

Adapun project PWON mendatang adalah penandatanganan perjanjian dengan Marriott International Inc untuk membangun 5 hotel baru di seluruh Indonesia meliputi Jakarta Marriott Hotel Kota Kasablanka, Aloft Surabaya, Pakuwon Indah dan Courtyard by Marriott Batam, Jakarta EDITION, dan The Westin Batam.

PWON juga mengalokasikan Rp 2,71 triliun untuk capex sepanjang 2024. Adapun 31,5% dari target telah tercapai di paruh pertama tahun ini. 

Baca Juga: Insentif PPN DTP Properti 100% Diperpanjang, Saham Mana yang Jadi Unggulan?

Emiten properti ini juga mengonfirmasi rencana mereka untuk memulai pembangunan superblok di IKN tahun ini. Anggarannya mencapai Rp 5 triliun, dengan Rp 615 miliar yang akan digunakan untuk tahap pertama. Adapun seluruh proyek akan dibiayai menggunakan cadangan kas internal.

"Selain itu dengan asumsi kenaikan harga sewa sebesar 4% per tahun, maka diperkirakan pendapatan PWON dapat naik 121% dan laba bersih dua kali lipat dari akhir tahun 2023 pada tahun 2029," tulis Baruna dan Joanne dalam riset 8 Oktober 2024.

Denagan demikian Axell memproyeksi pendapatan PWON akan mencapai Rp 6,82 triliun dan perlambatan net profit sebesar 9% menjadi Rp 1,9 triliun. Ia pun memberikan rekomendasi overweight untuk PWON dengan target harga Rp 575 per saham. 

Sementara Vicky memproyeksi laba PWON pada akhir tahun akan meningkat 1%-3% dan pendapatannya naik 5%-10% dari akhir tahun lalu. Untuk valuasi saham PWON, Vicky menilai masih tergolong undervalued dan kinerja sahamnya masih peluang untuk tumbuh. Vicky merekomendasikan buy untuk PWON dan target harga Rp 560 per saham. 

Sedangkan CGS Internasional Sekuritas merekomendasikan add dengan target harga Rp 490 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi