Kinerja Paylater BCA dan Bank Mandiri di Kuartal I/2024 Bertumbuh



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Produk paylater yang mengadopsi jenis pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) yang lebih dulu tenar di industri fintech, memang masih tergolong baru di industri perbankan. Meski begitu, sejumlah bank yang sudah meluncurkan paylater pada Kuartal IV 2023 lalu melihat progres yang positif dan potensi yang besar di segmen ini.

Setidaknya jika mengacu pada data Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) rata-rata pertumbuhan jumlah kontrak/pengajuan BNPL atau paylater sejak periode tahun 2019 sampai 2023 sebanyak 76,77%. Sementara itu di perbankan sendiri, mengingat produk paylater ini masih baru, belum ada data spesifik terkait pertumbuhannya di industri perbankan.

Yang menarik, bank menawarkan promo bunga kredit paylater sebesar 0% untuk tenor satu bulan dan tiga bulan, dan 1,2% untuk cicilan enam bulan dan 12 bulan. Bunga ini lebih rendah dari rata-rata bunga yang ditawarkan perusahaan fintech yang minimal sekitar 2%.


Salah satu bank yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang telah meluncurkan fitur paylater pada Oktober 2023 lalu, dan langsung mendapatkan antusiasme dari nasabahnya.

Pada periode tiga bulan pertama tahun 2024, tercatat nilai outstanding kredit dari paylater BCA meningkat 61% secara year to date (YtD) menjadi Rp 185 miliar dari posisi akhir Desember 2023. Jumlah tersebut setidaknya berkontribusi sekitar 1% dari total kredit BCA ke segmen perorangan atau personal loan sebesar Rp 17,1 triliun, yang tumbuh 22,6% yoy.

Baca Juga: Terus Tumbuh, Pengguna BCA Paylater Naik 70% dari Posisi Akhir Tahun 2023

Dari sisi nasabah, jumlah pengguna paylater di BCA tumbuh 70% jika dibandingkan dari akhir tahun lalu. Dalam rinciannya, selama periode tiga bulan pertama tahun 2024, jumlah pengguna paylater BCA bertambah menjadi 88.500 dari posisi per Desember yang sebanyak 52.000. 

Direktur BCA Santoso menyebut, dari peningkatan jumlah pengguna hingga pengajuan kredit melalui paylater, juga telah meningkatkan plafon pinjaman menjadi sebesar Rp 597 miliar pada Maret 2024. Jumlah ini naik sekitar 51% Ytd dibandingkan posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 395 miliar.

Adapun limit kredit yang bisa diajukan di paylater BCA maksimal hingga Rp 20 juta, dan hanya bisa digunakan dengan transaksi QRIS di aplikasi myBCA.

Meski secara keseluruhan penyaluran kredit dengan paylater di BCA meningkat, namun kualitas kredit atau rasio non performing loan (NPL) masih tetap terjaga pada level 0,47% per Maret 2024.

"Ini menunjukkan bahwa kami terus menjaga paylater tetap prudent karena kualitas dan juga pertumbuhan portofolio sama-sama baik," kata Santoso belum lama ini.

Selain BCA, ada Bank Mandiri yang juga baru meluncurkan produk paylater pada pertengahan Desember 2023 lalu.

Meski tidak merinci berapa realisasi penyaluran kredit melalui fitur paylater yang bisa diakses melalui Livin by Mandiri, SEVP Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie menyebut, sejak diluncurkan hingga saat ini pengajuan kredit melalui paylater terus menunjukkan peningkatan.

"Produk ini memang masih sangat baru, tapi progres dari 3 bulan ini sangat positif. Potensi tumbuhnya sangat besar sekali, dengan potensi 30 juta nasabah Bank Mandiri, serta pengguna kartu kredit di Indonesia yang sekitar 10 juta, itu adalah ruang yang sangat besar untuk bisa tumbuh di segmen Paylater," kata dia.

Meski potensi paylater sangat terbuka lebar di industri perbankan, Bank Mandiri cukup ketat memberikan produk paylater ke nasabah tertentu.

"Disesuaikan dengan kemampuannya, dan ini akan sangat selektif untuk menawarkan paylater," kata Sunarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat