Kinerja Pelayaran Nelly (NELY) tertolong kontrak jangka panjang pengangkutan kayu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) masih mengandalkan lini bisnis pengangkutan kayu tahun ini, sebagaimana yang dilakukannya tahun lalu.

Direktur Utama NELY, Tjahja Tjugiarto menyebutkan ada dampak COVID-19 pada kinerja perseroan, namun tidak signifikan karena terbantu oleh kontrak panjang perusahaan yang fokus pada pengangkutan kayu.

Baca Juga: NELY optimistis akhir tahun 2019 bakal mengalami pertumbuhan


"Kami terbantu dari kontrak jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan untuk pengangkutan kayu. Selain kayu, kami juga fokus pada pengangkutan batu split dan pasir. Fokus kami akan tetap sama tahun ini" jelasnya pada  public expose perusahaan yang dilakukan secara virtual, Rabu (24/6/).

Lebih jauh, Tjahya menyebutkan pengangkutan kayu yang dijalankannya berpotensi mengangkat perusahaan sebab, pembuatan masker wajah di masa pandemi membutuhkan bahan dasar pulp and paper. Berdasarkan laporan keuangan tahunan NELY tahun 2019, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 5,65% dari Rp236,02 miliar pada 2018 menjadi Rp250,17 miliar pada 2019.

Hal tersebut juga berdampak pada kenaikan laba usaha sebesar 3% menjadi sebesar Rp57,91 miliar, dari catatan tahun 2018 sebesar Rp55,96 miliar. Adapun laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk tercatat merosot tipis 1% dari sebelumnya Rp52,75 miliar pada 2018, menjadi Rp52,34 miliar.

Tjahya menambahkan, dampak pandemi COVID-19 juga membuat perseroan merevisi penambahan kapal. Tahun ini pihaknya hanya akan menambah tiga set kapal tugs and barge saja. "Awalnya direncanakan lebih dari 3 set namun disesuaikan menjadi 3 set saja. Alokasi dananya sebesar Rp27 miliar dari kas internal," sambung dia.

Baca Juga: Pelayaran Nelly Dwi (NELY) telah belanjakan 4 kapal tugboat and barge

“Ini merupakan peluang tersendiri bagi perusahaan di tengah-tengah kondisi pandemi virus corona seperti saat ini,” ujarnya.

Tjahya melanjutkan, sepanjang kuartal I 2020, pihaknya belum lagi mengantongi kontrak baru sampai saat ini, pihaknya masih menegosiasi kontrak-kontrak baru. Adapun jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas perseroan sepanjang 2019 masing-masing terangkat 11,18%, 28,39%, dan 9,12%.

Jumlah aset meningkat dari Rp474,34 miliar menjadi Rp527,46 miliar. Lalu liabilitas menjadi Rp 65,43 miliar dan ekuitas berada di posisi Rp 462,03 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .