KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perusahaan pembiayaan atau multifinance di Tanah Air berlomba-lomba dalam menyalurkan pembiayaan. Di mana pada kuartal I hingga April 2023, perusahaan terlihat kencang dalam penyaluran pembiayaan. PT Mandiri Utama Finance (MUF) mencatatkan realisasi penyaluran pembiayaan hingga April 2023 sebesar Rp 6,8 triliun, tumbuh 29,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Kontribusi terbesar adalah segmen mobil baru, dengan komposisi sebesar 45% dari total pembiayaan,” ujar Direktur Utama Mandiri Utama Finance, Stanley Setia Atmadja kepada Kontan.co.id, Selasa (16/5).
Stanley mengungkapkan, pihaknya optimistis pembiayaan di tahun ini akan lebih baik dari dari tahun lalu. Menurutnya, itu didorong oleh optimisme proyeksi ekonomi Indonesia yang akan tumbuh di kisaran 5% pada tahun ini.
Baca Juga: Multifinance Meredam Kenaikan Kredit Bermasalah “Penyaluran pembiayaan baru masih akan tumbuh kisaran 10% (tahun ini),” ungkapnya. Dia menambahkan, MUF berharap dapat meningkatkan pembiayaan sebesar 30% di tahun 2023 menjadi Rp 23,5 triliun. Untuk itu MUF juga telah menyiapkan strategi untuk menggapai cita-cita tersebut. “Menambah jumlah jaringan kantor di area yang sebelumnya tidak ter-cover pelayanan MUF, memperluas kerja sama dengan berbagai mitra dan rekanan dealer/showroom baru, serta meningkatkan produktifitas tenaga pemasar,” imbuhnya. Sementara itu, Presiden Direktur PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan, pihaknya membukukan realisasi pembiayaan baru pada periode Januari sampai April 2023 tembus Rp 13,1 triliun, atau naik 25,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. “Kami Fokus di pembiayaan mobil baru dan bekas, di mana mobil baru sekitar 70% dan bekas 30%,” ujarnya kepada KONTAN. Sementara itu, di kuartal I 2023 anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ini mencatat realisasi pembiayaan baru tumbuh 35% secara tahunan menjadi Rp 9,58 triliun. “Kami optimistis pembiayaan tahun ini akan lebih bagus dari tahun lalu. Target pembiayaan tahun ini Rp 37 triliun,” sebutnya. Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman menuturkan di kuartal I 2023 pembiayaan baru terealisasi sebesar Rp 1,8 triliun, sehingga mendorong aset kelolaan sebesar 17% secara tahunan menjadi Rp 9,45 triliun, dibanding kuartal I 2022 Rp 8,08 triliun. Dia bilang, pembiayaan mobil bekas dan fasilitas dana menjadi penopang tertinggi pembiayaan CNAF. Di mana kedua segmen pembiayaan tersebut menyumbang 77% dari total pembiayaan di kuartal I 2023, atau meningkat 69% secara tahunan. “Sepanjang tahun 2023 ini CNAF menargetkan pertumbuhan aset kelolaan sebesar 13% menjadi Rp 10,4 triliun, bila dibandingkan nilai aset tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9,2 triliun,” katanya.
Baca Juga: Kinerja Bisnis Multifinance pada 2023 Masih Ditopang Pembiayaan Alat Berat Ristiawan menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan ragam strategi yang akan dilancarkan di antaranya mengusung inisiatif digital seperti penggunaan platform tanda tangan digital (digital signature) dan digital customer service yang terhubung pada platform aplikasi CNAF Mobile. “Dalam rangka kenaikan pertumbuhan pembiayaan CNAF juga terus bersinergi dengan induk usaha yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk untuk menjaring nasabahnya. Selain itu, induk usaha juga memiliki arah yang sama dalam hal keberlanjutan,” terangnya. Selain itu, di kuartal I tahun 2023, CNAF juga berhasil mencatatkan laba sebelum pajak (unaudited) atau profit before tax (PBT) sebesar Rp 130 miliar atau tumbuh 14,8% dibanding tahun 2022 pada periode yang sama sebesar Rp 113,7 miliar. Tak ketinggalan, Direktur Keuangan dan Kepatuhan PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) menyebutkan pihaknya mencatat pembiayaan baru di kuartal I 2023 tumbuh 48% yoy menjadi Rp 10,6 triliun, sementara di kuartal I 2022 sebesar Rp 7,2 triliun. Sementara dari sisi pendapatan, lanjut Gani, tercatat meningkat 7% yoy menjadi Rp 2,2 triliun, dan beban operasional relatif stabil, atau meningkat tipis menjadi Rp 1,7 triliun. “Jadi, pada kuartal I 2023 perusahaan mencatat laba bersih tumbuh 37% menjadi Rp 417 miliar,” katanya kepada KONTAN. Gani mengungkapkan bahwa di tahun ini cukup unik karena perseroan menaruh harapan pertumbuhan yang optimis pada semua segmen. Baik roda dua, roda empat, non otomotif, komersial dan alat berat. “Pertumbuhan targetnya double digit, di kisaran 18% sampai 20%. Berkaca di statistik otomotif nasional, sepertinya pertumbuhan 4W sedikit lebih tinggi, tapi tidak terpaut jauh. Maka penyaluran pembiayaan Adira, segmen 4W juga sedikit lebih tinggi. Namun segmen-segmen lain juga menunjukkan sinyal positif yang sesuai harapan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno menyatakan bahwa industri multifinance memiliki segmen yang berbeda. Apa perusahaan yang main di mobil, motor, alat berat dan lain sebagainya. Tapi secara umum dia bilang, yang menguasai pasar bidang otomotif di antaranya BCA Finance, Mandiri Tunas Finance, Adira Finance, OTO Finance, Mega Financial Group, CIMB Niaga Auto Finance, Indomobil. “Di mobil baru, ada pemain-pemain yang menguasai contohnya BCA Finance, Maybank Finance, Mandiri Tunas Finance, mereka memang pemain-pemain pembiayaan mobil baru. secara umum di motor, yang menguasai sepeda motor FIF, OTO Finance, Bussan Auto Finance, Summit OTO, Adira Finance, WOM Finance itu lima besar,” sebutnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi