Kinerja penghuni Kompas100 pada tahun ini diprediksi bakal semoncer tahun 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses bergerak positif di 2018, emiten penghuni indeks Kompas100 dinilai layak jadi pilihan investor di 2019. Menurut Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas, indeks Kompas100 masih dalam kecenderungan uptrend.

Menurutnya, sepanjang 2018 indeks Kompas 100 mayoritas mencatatkan pertumbuhan positif. Di mana, penguatan indeks disokong kinerja emiten sektor pertambangan, diikuti industri dasar dan kimia perdagangan, servis dan investasi, barang konsumsi, keuangan, serta infrastruktur, utilitas dan transportasi.

Adapun sektor yang menjadi pemberat indeks Kompas100 di 2018 yakni sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan serta agrikultur. Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, rata-rata pendapatan Kompas100 tumbuh 79%, sedangkan untuk laba bersih berada di kisaran 40% hingga 47%.


"Kenaikan pada sektor pertambangan, in line pada harga batubara yang mencatatkan kenaikan," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (2/4).

Dia menjelaskan, kenaikan harga tertinggi sempat mencapai 13%, namun pada akhir tahun ditutup menguat hanya 2%. Sedangkan untuk dua sektor pemberat indeks Kompas100 di 2018, yakni sektor properti itu karena permintaan masih terbilang lesu. Sedangkan untuk sektor agrikultur cenderung koreksi karena harga sawit mengalami pelemahan harga CPO sebanyak 19% year on year (yoy).

Untuk 2019, Sukarno memperkirakan kinerja sektor pertambangan tidak akan sebaik tahun lalu, mengingat harga komoditas yang berpotensi volatil di tahun ini. Sehingga, sektor yang berpeluang menguat hingga akhir 2019 menurutnya yakni sektor konstruksi, di mana secara teknikal pergerakannya masih positif.

"Untuk saham yang layak koleksi yakni ADHI, AKRA, APLN, BBNI, BBRI, BBTN, BEST, BMRI, BNLI, BSDE, ESSA, JSMR, PTPP, TINS, UNTR, WSBP, WSKT, WTON," ungkapnya.

Adapun untuk target harganya yakni, ADHI di angka Rp 1.945, AKRA di Rp 5.500, APLN di Rp 230, BBNI di Rp 10.450, BBRI di Rp 4.530, BEST di Rp 340 dan BMRI di harga Rp 8.750.

Sementara target harga untuk BNLI di anka Rp 1.200, BSDE Rp 1.845, JSMR di Rp 7.250, PTPP di Rp 2.400, TINS di Rp 1.600, UNTR di Rp 32.500, WSBP pada Rp 450, WSKT di Rp 2.210, lalu WTON di harga Rp 680.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi