Kinerja penjualan anak usaha Mitra Pinasthika merosot



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan konsumer otomotif di Indonesia yaitu PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) gagal menorehkan kinerja terbaik pada tahun 2017.

Akibatnya, empat lini bisnis MPMX mengalami penurunan penjualan, seperti yang terjadi terhadap anak usahanya yaitu MPMulia, MPMAuto, PT Federal Karya Utama (MPM Lubricants) dan MPMRent

Di segmen bisnis distribusi dan ritel kendaraan roda dua, MPMulia membukukan penjualan sebanyak 843.368 unit atau menurun sebesar 7,5% selama periode yang sama. Alhasil, pendapatan perseroan mengalami penurunan 3,2% menjadi Rp 14 triliun dibandingkan tahun lalu.


“Penurunan ini terutama disebabkan oleh tingginya jumlah bencana alam yang berefek pada kondisi ekonomi lokal dan sentimen pasar, serta kenaikan biaya pendaftaran kendaraan pada kuartal pertama yang berdampak pada penjualan,” kata Rudy Halim, Group Chief Executive Officer MPMX dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Minggu (1/4).

Sementara pada bisnis distribusi dan ritel kendaraan roda empat, MPMAuto menjual sebanyak 1.711 mobil Nissan-Datsun melalui 5 diler Nissan-Datsun di seluruh Indonesia. Hasil ini menunjukkan penurunan 64% dari periode yang sama tahun lalu.

“Namun melalui penghematan biaya dan restrukturisasi, perusahaan mampu mengurangi kerugian menjadi Rp 52 miliar atau penghematan sebesar 51% dari tahun 2016,” kata Rudy.

Selanjutnya, dari segmen suku cadang kendaraan, MPMLubricants sebagai produsen pelumas Federal Oil dan Federal Mobil, mencatat volume penjualan sebanyak 61,3 juta liter pelumas, atau 3% lebih rendah dari tahun lalu.

Meski demikian, pendapatan meningkat sebesar 0,4% dan laba bersih tetap stabil dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.

Adapun untuk segmen Transportasi, jumlah penyewaan armada MPMRent turun 9% menjadi 12.843 unit dibandingkan tahun lalu. Perseroan kemudian mengambil langkah efisiensi dan meningkatkan produktivitas aset dengan mengurangi pembelian kendaraan baru dan menjual kendaraan yang sudah tidak digunakan.

“Perseroan telah memutuskan untuk mengambil pendekatan yang lebih bijak terhadap faktor pencadangan biaya yang lebih tinggi pada piutang dan persediaan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto