Kinerja perusahaan batubara tergantung harga & cuaca



JAKARTA. Kinerja sebagian emiten sektor batubara hingga kuartal III-2010 tersendat. Laba dua emiten, PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) dan PT Berau Coal Energy (BRAU), misalnya, masing-masing melorot 37,62% dan 35,57% menjadi Rp 1,39 triliun dan Rp 395,85 miliar. Tingginya curah hujan menjadi salah satu penghambat kinerja emiten batubara.

Emiten lain yang ikut merasakan efek hujan adalah PT Indo Tambangraya Megah (ITMG). Hingga paruh pertama 2010, realisasi belanja modal (capex) ITMG baru sekitar 15% dari target 2010 senilai US$ 101 juta.

"Mayoritas dana capex untuk membiayai infrastruktur di lokasi tambang. Tapi banyak terkendala karena cuaca," kata Direktur Keuangan ITMG, Edward Manurung, akhir pekan lalu. Meski begitu, dia optimistis rencana kerja tahun ini tetap telaksana.


BRAU juga mengalami hal serupa. Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Utama BRAU berpendapat, kualitas dan produksi batubara BRAU sangat dipengaruhi kondisi cuaca yang kurang bersahabat.

Pendapat berbeda muncul dari wakil pemerintah. Menurut Bambang Setiawan, Direktur Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tingginya curah hujan tidak berpengaruh secara umum terhadap produksi batubara. Dus, target produksi 2010 sebanyak 275 juta ton bisa terwujud. Sampai akhir kuartal III-2010, realisasi produksi batubara nasional mencapai 206,2 juta ton atau 75% dari total target.

Harga jual batubara

Selain faktor cuaca, kinerja emiten batubara juga dipengaruhi oleh pergerakan harga jual batubara di pasar global. "Harga batubara tahun ini tidak banyak bergerak dari kisaran US$ 95 per ton," ujar Stevanus Juanda, analis JP Morgan Securities Indonesia.

Namun di tahun berikutnya, harga jual rata-rata batubara diprediksi bergerak naik menuju US$ 101 per ton. Ini menjadi pertanda baik bagi profitabilitas emiten.

Christine Salim, analis Samuel Sekuritas Indonesia, berpendapat, emiten batubara perlu jeli mengelola harga jual yang selama ini fluktuatif. Contohnya adalah harga batubara produksi PTBA. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, harga jual batubara PTBA untuk domestik dan ekspor turun masing-masing 18% dan 6% menjadi Rp 613,214 per kilogram dan US$ 64,5 per ton.

Untungnya, PTBA sukses mengerek volume penjualan sebesar 12% menjadi 9,78 juta ton. Dalam jangka panjang, harga saham emiten batubara masih layak koleksi. Berikut rekomendasi analis atas empat saham batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie