Kinerja positif Chandra Asri (TPIA) diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja ciamik berhasil ditorehkan oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Emiten produsen petrokimia ini berhasil membukukan pendapatan senilai US$ 1,26 miliar di semester pertama 2021. Jumlah ini naik 50% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 839,3 juta.

Naiknya pendapatan bermuara pada membaiknya bottomline TPIA. Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 164,38 juta. Kondisi ini berbanding terbalik dari kondisi di semester pertama tahun lalu dimana TPIA masih menanggung kerugian bersih US$ 40.12 juta.

Naiknya pendapatan bersih terutama karena harga penjualan rata-rata yang lebih tinggi sebesar US$ 1.146 per ton  dibandingkan dengan US$ 775 per ton pada  periode yang sama tahun 2020. Harga polyethylene dan polypropylene naik menjadi US$  1.242 per ton dan US$ 1.499 per ton dari masing-masing US$ 825 per ton dan US$ 955 per ton. Sementara itu, volume penjualan relatif stabil sebanyak 1.101 kilo ton (KT) sepanjang enam bulan pertama  2021.


Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA meningkat secara signifikan dari sebelumnya US$ 4,5 juta pada semester pertama 2020 menjadi US$ 275,3 juta. Kenaikan ini terutama karena adanya peningkatan spreads dan realisasi strategi ketahanan keuangan. Secara keseluruhan, marjin EBITDA meningkat ke 21,8%  dari sebelumnya 0,5% pada enam bulan 2020.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) raup laba bersih US$ 164,38 juta di semester I 2021

Suryandi, Direktur SDM dan Urusan Korporat sekaligus Sekretaris Perusahaan TPIA meyakini, prospek bisnis Chandra Asri masih cukup cerah sepanjang tahun ini. Sejumlah kondisi seperti ketergantungan impor Indonesia terhadap produk petrokimia hingga tumbuhnya permintaan dari dalam negeri, ditambah dengan kondisi shortage container menjadikan TPIA berada di posisi yang strategis meraup potensi peningkatan kinerja.

“Di kuartal berikutnya kami masih melihat angin positif akan masih berlanjut,” terang Suryandi dalam media briefing yang digelar secara virtual, Senin (2/8).

Di sisi lain, kinerja TPIA dibayangi oleh kenaikan harga minyak mentah. Namun, Direktur Keuangan TPIA Andre Khor mengatakan, kenaikan harga minyak mentah ini diimbangi dengan kenaikan permintaan produk petrokimia.

Potensi kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor, seperti pulihnya perekonomian, tidak hanya di China tetapi juga di regional sekitar Indonesia. “Selain itu, konsumsi domestik yang masih resilien  juga mendorong bertumbuhnya volume penjualan,” terang Andre.

Selanjutnya: Rights Issue TPIA, Thaioil Akan Masuk Sebagai Investor Strategis di Chandra Asri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli