JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi menteri yang paling banyak diberitakan secara positif oleh media massa dalam enam bulan jalannya pemerintahan baru. Kinerja Susi yang dianggap paling berhasil menurut bingkai media adalah penerapan sanksi terhadap kapal asing pencuri ikan. Hal ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Political Communication Institute (Polcomm Institute). "Menteri-menteri yang paling banyak diberitakan media massa selama enam bulan duduk di kabinet, Susi adalah yang paling banyak. Media massa membingkai positif kinerja Susi sebesar 10,9 persen," kata Direktur Polcomm Institute Heri Budianto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (11/5). Penelitian Polcomm ini dilakukan dengan mengkaji pemberitaan dalam 15 media massa nasional baik cetak maupun elektronik. Berita yang dianalisis sebanyak 32.047 yang terbit pada Oktober 2014 hingga April 2015. Penelitian dilakukan dengan metode analisis konten dan analisis wacana (discourse analysis) dalam kurun waktu 1 hingga 7 Mei 2015.
Kinerja positif Menteri Susi terbanyak diberitakan
JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi menteri yang paling banyak diberitakan secara positif oleh media massa dalam enam bulan jalannya pemerintahan baru. Kinerja Susi yang dianggap paling berhasil menurut bingkai media adalah penerapan sanksi terhadap kapal asing pencuri ikan. Hal ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Political Communication Institute (Polcomm Institute). "Menteri-menteri yang paling banyak diberitakan media massa selama enam bulan duduk di kabinet, Susi adalah yang paling banyak. Media massa membingkai positif kinerja Susi sebesar 10,9 persen," kata Direktur Polcomm Institute Heri Budianto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (11/5). Penelitian Polcomm ini dilakukan dengan mengkaji pemberitaan dalam 15 media massa nasional baik cetak maupun elektronik. Berita yang dianalisis sebanyak 32.047 yang terbit pada Oktober 2014 hingga April 2015. Penelitian dilakukan dengan metode analisis konten dan analisis wacana (discourse analysis) dalam kurun waktu 1 hingga 7 Mei 2015.