JAKARTA. Di tengah situasi ekonomi global yang dinamis dan ekonomi domestik yang penuh tantangan, PT Saratoga Investama Sedaya, Tbk (SRTG), selama tahun 2014 tetap berhasil menjaga momentum pertumbuhan positif dan mengoptimalkan setiap peluang investasi yang memiliki value tinggi bagi perusahaan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan perusahaan adalah mengatur kembali posisi likuiditas dengan menerbitkan
Medium Term Notes (MTN) senilai Rp725 miliar melalui
private placement. Penerbitan MTN yang di-
arrange oleh PT DBS Vickers Indonesia ini digunakan untuk membiayai kembali pinjaman Saratoga dari DBS Ltd sebesar US$ 57,5 juta. MTN ini akan jatuh tempo pada tahun 2017, dengan bunga tetap sebesar 11,75% per tahun. Presiden Direktur Saratoga Sandiaga S. Uno mengatakan, sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga akan selalu konsisten untuk meningkatkan
value perusahaan melalui berbagai strategi investasi, termasuk melakukan diversifikasi pendanaan.
"Kami percaya dalam setiap situasi selalu ada peluang untuk memperkuat fundamental perusahaan. Diversifikasi pendanaan yang sudah dilakukan tahun ini akan memberikan keuntungan maksimal dalam jangka panjang," kata Sandiaga pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Public Expose 2014, Senin (1/12). Sandiaga menambahkan, faktor pendanaan menjadi salah satu kunci sukses Saratoga dalam menjalankan strategi investasi. Melalui penerbitan MTN yang berdenominasi rupiah tersebut, Saratoga dapat mengelola risiko keuangan menjadi lebih baik dan efisien. Saratoga juga telah mendapatkan peringkat jangka panjang A (idn) dari Fitch Rating dengan
outlook stabil. Hal tersebut menunjukkan Saratoga memiliki komitmen untuk terus berkembang melalui disiplin yang tinggi, mengedepankan transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik. Hingga Kuartal III 2014, Saratoga telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat fundamental perusahaan. Salah satunya dengan mengakuisisi PT Gilang Agung Persada. Akuisisi tersebut menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat bisnis utama di sektor konsumer. PT Gilang Agung Persada merupakan perusahaan bisnis feshion, lifestyle dan luxurious brand yang berada di Indonesia. Saratoga mengakuisisi 4,17% saham PT GAP senilai US$ 5 juta. Saratoga juga menempatkan US$ 167.000 dalam
exchangeable bonds yang dapat dikonversi menjadi 1,67% saham, sehingga total kepemilikan saham Saratoga di PT GAP akan menjadi 5,83%.
Chief Financial Officer Saratoga, Jerry Ngo mengatakan, akuisisi terhadap PT GAP merupakan upaya perusahaan untuk memaksimalkan potensi pasar industri fesyen yang tumbuh luar biasa di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat, bisnis feshion akan menjadi sumber ekonomi yang menguntungkan. Menurut Jerry, strategi investasi yang dijalankan oleh Saratoga terbukti mampu menjaga dan mempertahankan pertumbuhan tetap positif kendati situasi ekonomi cenderung menurun. Hal tersebut tercermin dari kinerja perusahaan yang semakin solid. Pada Kuartal III 2014 Saratoga mampu mencetak laba bersih senilai Rp762 miliar, meningkat tajam dibandingkan periode sama 2013 di mana masih mencatat rugi Rp91 miliar. Posisi pendapatan SRTG meningkat 105% menjadi Rp 4,7 triliun, jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp2,3 triliun. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan kapasitas produksi pada PT Tri Wahana Universal, anak perusahaan konsolidasi yang bergerak di bisnis kilang minyak. Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAV) Saratoga meningkat sebesar 22% menjadi Rp21,8 triliun, jika dibandingkan sebesar Rp17,8 triliun di akhir 2013. Nilai Aktiva Bersih dihitung berdasarkan nilai pasar (
market value) dari perusahaan investasi yang sahamnya tercatat di bursa dan nilai buku (
book value) dari perusahaan investasi yang non-listed.
"Kinerja positif ini membuktikan bahwa strategi investasi Saratoga sudah tepat dan didukung oleh fundamental bisnis perusahaan-perusahaan investasi yang sangat solid. Kami optimis mampu melanjutkan tren positif ini ke depan," tandas Jerry. Sandiaga mengatakan, di tahun 2015 perusahaan akan tetap menjalankan strategi investasi aktif untuk meningkatkan value perusahaan di sektor-sektor strategis. Kebijakan pemerintah untuk memperkuat dan mempercepat pembangunan infrastruktur dan kelistrikan merupakan sejumlah peluang bisnis yang akan dioptimalkan oleh Saratoga. "Kami akan tetap fokus pada tiga sektor bisnis yaitu konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam. Dengan strategi pertumbuhan yang akan dijalankan oleh pemerintah baru, kami optimis tiga lini bisnis tersebut akan tumbuh positif, terutama infrastruktur yang akan menjadi fokus dan perhatian pemerintah," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto