Kinerja Pradiksi Gunatama (PGUN) Tertekan di Kuartal I 2024, Ini Sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) masih tertekan pada kuartal I-2024. Melansir laporan keuangan, PGUN mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 139,17 miliar di kuartal I 2024. Angka ini turun 23,15% secara tahunan alias year on year (YoY) dari kuartal I 2023 yang sebesar Rp 181,12 miliar.

PGUN pun mengantongi laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 4,62 miliar di akhir Maret 2024. Laba PGUN turun 43,89% YoY dari Rp 8,23 miliar di periode sama tahun lalu.

Corporate Secretary Pradiksi Gunatama, Muhammad Reza mengatakan, ada tambahan revaluasi aset secara pembukuan komersial pada tahun lalu, sehingga nilai biaya penyusutan di sepanjang semester I 2024 mengalami kenaikan.


“Dampaknya, laba perusahaan juga mengalami penurunan di kuartal I 2024,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (31/5).

Baca Juga: Kuartal I-2024, Kinerja Pradiksi Gunatama (PGUN) Lesu

Di sisi lain, PGUN juga masih penurunan produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO).

Produksi TBS Pradiksi Gunatama turundibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi TBS kuartal I 2024 sebesar 52.021 ton, turun 938 ton dibandingkan tahun lalu 52.093 ton. Sementara, produksi CPO sebesar 12.173 ton di kuartal I 2024.

Menurut Reza, pencapaian produksi TBS di kuartal I 2024 sudah 14,5% dari target di tahun 2024. Sementara, produksi CPO di kuartal I sudah 15,4% dari target di tahun ini.

“Hal ini sepertinya terjadi di seluruh perusahaan sawit di Kalimantan maupun Sumatra. Kondisi ini kemungkinan besar dampak dari kemarau panjang di tahun lalu yang menyebabkan produksi TBS tidak normal selama semester I 2024,” ungkapnya.

Baca Juga: Pradiksi Gunatama (PGUN) Targetkan ProduksiCPO Sebesar 79.012 Ton

Reza menuturkan, hampir seluruh produksi CPO PGUN dijual ke PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) dan akan diolah menjadi biodiesel dan minyak goreng.

PGUN juga memiliki sejumlah strategi dalam menghadapi fluktuasi harga CPO, yaitu dengan menjaga biaya produksi selalu efisien dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

Terkait adanya fluktuasi kurs, PGUN merasa dampaknya tidak begitu berpengaruh ke Perseroan. Sebab, tidak ada transaksi pembelian atau penjualan Perseroan yang menggunakan mata uang asing.

“Target harga rata-rata atau average selling price (ASP) CPO PGUN di tahun 2024 sebesar Rp 11.000 per kilogram,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati