Kinerja Pulih, Garda Tujuh Buana (GTBO) Optimistis Lepas dari Suspensi Saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) ingin sahamnya kembali bisa diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten tambang batubara ini optimistis bisa lepas dari suspensi seiring dengan pemulihan kinerja keuangan.

Merujuk laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (1/11) lalu, GTBO berhasil membukukan penjualan sebesar US$ 33,53 juta hingga bulan September 2022. Jauh lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu saat GTBO sama sekali tidak mencatatkan penjualan.

Sejalan dengan itu, GTBO bisa membalikkan posisi menjadi laba neto US$ 3,05 juta dalam periode sembilan bulan 2022. Dibandingkan rugi neto US$ 966.965 yang dibukukan pada kuartal III-2021.


Dengan hasil tersebut, Komisaris Garda Tujuh Buana Pardeep Dhir optimistis di sisa tahun 2022 ini GTBO bisa lepas dari suspensi sehingga sahamnya bisa kembali diperdagangkan.

Baca Juga: Sejumlah Emiten Kena Denda Imbas Laporan Keuangan Tak Tepat Waktu, Ini Daftarnya

Menurutnya, salah satu alasan suspensi saham GTBO terkait dengan pelaporan kinerja keuangan. Sebab, GTBO tidak membukukan penjualan pada tahun 2020.

Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, harga batubara yang rendah saat itu tidak menutupi ongkos produksi. Sehingga tidak ekonomis untuk melakukan penambangan.

"Kembali ke era 2019, pasar batubara sedang tidak baik, harga batubara lebih rendah dari biaya produksi. Berlanjut ke tahun 2020, dan situasi mulai berjalan baik pada kuartal IV 2021," terang Pardeep saat ditemui di kantornya, Senin (31/10).

Dengan kembali membaiknya pasar dan harga batubara, GTBO pun baru kembali melakukan produksi pada November 2021. Dalam kurun dua bulan, GTBO memproduksi 109.035 metrik ton (MT) dan melakukan penjualan sebanyak 107.370 MT.

Alhasil, pada tahun lalu GTBO hanya membukukan nilai penjualan sebesar US$ 4,11 juta. Dalam periode tersebut, GTBO mengalami rugi bersih senilai US$ 191.976.

Baca Juga: Belum Menyampaikan Laporan Keuangan Kuartal I-2022, 98 Perusahaan Diperingatkan BEI

Menimbang pasar dan harga batubara saat ini, Pardeep optimistis GTBO bisa meraup penjualan hingga US$ 50 juta sampai akhir tahun 2022.

Proyeksi penjualan itu bisa dicapai dengan mengejar target produksi hingga 1,5 juta MT sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang telah disetujui. "(Volume) penjualan di sekitar itu. Biasanya ke Thailand, China, dan India," tandas Pardeep.

Dia mengklaim, selama masa pandemi Covid-19, GTBO tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). GTBO pun memenuhi dana sendiri dan tidak mengandalkan utang. Adapun, saham GTBO masih terpaku di harga Rp 75.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari