Kinerja Q3 Chandra Asri Tetap Baik Meski Pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi, emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil menunjukan arah perbaikan kinerja pada akhir kuartal III/2020. Hal ini didukung dengan permintaan yang terus membaik pada awal semester II-2020.

Direktur Chandra Asri, Suryandi, menyampaikan bahwa kinerja keuangan perseroan yang terus membaik pada kuartal III-2020. Adapun dalam laporan keuangan kuartal III-2020 tercatat EBITDA TPIA mencapai US$61 juta dan laba bersih sebesar US$ 21 juta selama 3 bulan dari Juli hingga September 2020. Hal ini menjadikan EBITDA year-to-date 2020 TPIA sebesar US$66 juta dan mengurangi kerugian bersih sebesar US$ 19 juta.

"Kami terus dapat menjual volume produksi kami secara stabil tanpa penurunan permintaan, untuk melayani kebutuhan pelanggan kami dan pasar domestik yang dinamis," kata Suryandi.


TPIA terus optimis perbaikan kinerja pada paruh kedua tahun 2020 ini masih terus terjadi. Hal ini dilatarbelakangi pemulihan permintaan dari China dan Asia Timur Laut. Khususnya dengan adanya permintaan akan kemasan plastik sebagai produk berbiaya rendah dan higienis. Serta fokus berkelanjutan perseroan pada keunggulan operasional untuk memberikan operasi yang lancar dan aman.

"Posisi neraca kami tetap solid dengan kumpulan likuiditas sebesar US$ 797 juta per 30 September 2020 termasuk kas dan setara kas sebesar US$ 516 juta,"  kata Suryandi

Dari sisi keuangan, Chandra Asri secara proaktif berhasil mempercepat percepatan pelunasan sebesar US$125 juta dari secured term loan terakhir pada Juli 2020 (semestinya jatuh tempo pada tahun 2023). TPIA juga membeli kembali (buyback) obligasi denominasi dolar sebesar US$20 juta di pasar terbuka.  Di samping itu, anak usaha PT Barito Pacific Tbk juga menerbitkan obligasi rupiah dalam negeri setara US$68 juta sebagai upaya mengelola struktur modal dan mengurangi biaya pendanaan secara keseluruhan.

Proyek ekspansi pun terus berjalan meski dihadang pandemi. Pada september lalu, Chandra Asri Petrochemical Tbk mulai mengoperasikan kedua unit pabrik MTBE dan B1 yang pertama kalinya ada di Indonesia. Konstruksi kedua pabrik berhasil diselesaikan sesuai jadwal walaupun di tengah masa pandemi.

Adapun, pabrik MTBE (Methyl Tert-butyl Ether) berkapasitas 128 KTA untuk memasok kebutuhan octane booster dalam negeri yang sampai saat ini masih diimpor, sedangkan pabrik B1 (Butene 1) berkapasitas 43 KTA akan diserap untuk kebutuhan operasional pabrik Chandra Asri sebesar 33 KTA, dengan sisanya ditargetkan untuk pasar domestik.

"Ini menandai keberhasilan penyelesaian master plan integrasi Chandra Asri 2015-2020," jelasnya

Pabrik satu-satunya di Indonesia ini membantu kemajuan industri petrokimia negara, memperbaiki neraca pembayaran Indonesia, dan meningkatkan total kapasitas produksi Chandra Asri menjadi lebih dari 4.2 Juta ton per tahun.

Selain itu Chandra Asri juga berhasil mengoperasikan Enclosed Ground Flare (EGF) atau teknologi suar tanpa asap di komplek petrokimianya di Cilegon, Banten untuk meminimalisasi dampak lingkungan.  

Adapun total investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan EGF ini mencapai US$ 14 juta. Konstruksi EGF ini mulai dibangun pada 2018, dan kini setelah beroperasi bisa membakar 220 ton hidrokarbon per jam menggunakan metode pembakaran tertutup tanpa menyebabkan radiasi panas dan radiasi udara.

"Proyek ini diselesaikan tepat waktu untuk mendukung komitmen kuat kami terhadap faktor Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG)," pungkas Suryandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ridwal Prima Gozal