Kinerja Ramayana turun, ini kata analis



JAKARTA. Pada kuartal I-2017, emiten retail PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk mencatatkan penurunan kinerja keuangan. Namun diperkirakan pada kuartal II ini kinerja keuangan emiten dengan kode RALS ini akan bangkit, mengingat di kuartal ini ada momen Lebaran. RALS membukukan penurunan pendapatan pada kuartal I 2017 sebesar 1% menjadi Rp 1,07 triliun dibanding pendapatan tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun. Bahkan untuk laba tahun berjalan penurunannya sangat tajam yakni 66% menjadi Rp 2,87 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,40 miliar. Analis Samuel Sekuritas, Marlene Tanumihardja berpendapat turunnya penjualan dipicu oleh melemahnya daya beli masyarakat terutama pada bulan Januari dan Februari. Yang menjadi sentimen negatif salah satunya memanasnya situasi politik menjelang Pilkada.

"Aprindo mencatat penjualan retail kuartal I turun 25% yoy," ujarnya dalam riset 3 Mei 2017. Sementara analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya berpendapat, penurunan penjualan di dua bulan awal khususnya Februari disebabkan oleh tiga hal.

Pertama bulan Februari tahun ini jumlah harinya lebih sedikit karena kabisat. Kedua perayaan Galungan dan Kuningan oleh masyarakat Hindu-Bali dilakukan di bulan April bukan Februari.


"Ketiga curah hujan yang tinggi di Februari yang menyebabkan banjir di beberapa daerah yang membuat pelanggan enggan belanja," ujar Christine. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama, menurut Marlene pada bulan Maret kepercayaan konsumen kembali pick up. Alhasil rata-rata penjualan per toko atau same sales store growth (SSSG) tumbuh 1% dibandingkan bulan Februari yang 0,1%. Dengan pulihnya penjualan RALS, diperkirakan pada kuartal dua ini akan perbaikan kinerja terutama didorong oleh adanya hari Lebaran. Christine memperkirakan margin laba kotor RALS akan stabil bahkan meningkat di kuartal dua setelah turun di kuartal pertama. Hal ini disebabkan oleh volume penjualan lebih tinggi sebelum Hari Raya Idul Fitri dan persedian kuartal I 2017 lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu. "Tentunya akan menurunkan harga pokok penjualan di kuartal dua," ujarnya. Lebih jelas dia menjelaskan dalam momen Lebaran minat belanja masyarakat tinggi, maklum momen satu tahun sekali. Untuk menjaring lebih banyak pembeli tentunya RALS akan menebar diskon besar-besaran. Meskipun demikian Christine meyakini bahwa margin kotor RALS akan stabil bahkan meningkat sebab meski harga per unit lebih rendah penjualannya tinggi. Meskipun demikian Marlene juga bilang RALS memiliki beberapa keunggulan pertama kinerja fundamental perusahaan yang baik dengan posisi kas internal yang besar, kedua komitmen untuk menggenjot pertumbuhan penjualan konsinyasi sampai dengan tahun 2020. Ketiga, optimalisasi brand yang belum terlalu berkembang. "Keempat tren harga batu bara yang masih relatif bullish, dan kelima valuasi yang masih murah," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan