KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada dalam tekanan. Sejak awal tahun hingga perdagangan kemarin (27/6), IHSG sudah turun 8,94%. Beberapa indeks konstituen bahkan mencatatkan penurunan lebih dalam ketimbang IHSG. Salah satunya indeks IDX30. Sejak awal tahun, indeks yang berisikan 30 saham paling likuid di bursa ini mencatatkan penurunan 17,57%. Alhasil, IDX30 menjadi indeks konstituen dengan kinerja terburuk kedua saat ini. Di posisi pertama ada SMInfra18, yang melorot 18,72% sejak awal tahun. Penurunan indeks IDX30 tersebut mempengaruhi kinerja sejumlah reksadana. Sekadar mengingatkan, cukup banyak reksadana yang menjadikan IDX30 sebagai acuan penyusunan portofolio.
Salah satunya reksadana Premier IDX30. Reksadana besutan Indo Premier Investment Management ini mencatat penurunan 14,85% sejak awal tahun hingga Senin lalu (25/6). Diah Sofianti, CEO Indo Premier Investment Management, menilai, kinerja IDX30 turun karena banyak investor melepas saham anggota indeks ini, akibat khawatir dengan ekonomi dunia. Sementara reksadana Avrist IDX30 mencetak penurunan 15,37% sejak awal tahun. "Saham-saham di IDX30 sebagian besar adalah saham berkapitalisasi besar, pada tahun ini saham kepitalisasi besar memiliki kinerja negatif," kata Farash Farich,
Head of Investment Avrist Asset Management beberapa waktu lalu. Sudah murah Meski kinerja reksadana berbasis indeks IDX30 rata-rata anjlok mengikuti indeks tersebut,
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, investor tidak perlu panik karena IHSG juga sedang tertekan. "Secara risiko memang semakin sedikit anggota indeks maka semakin besar risikonya, tetapi kalau IHSG sedang naik, maka kinerja IDX30 juga akan baik," kata Wawan, Selasa (25/6). Wawan meyakini kinerja IHSG akan kembali positif di semester dua nanti. Menurut perhitungan dia, di akhir tahun nanti IHSG akan berada di kisaran 6.600-6.900. Karena itu, Wawan menyarankan investor melakukan akumulasi beli, mumpung saham IDX30 murah. "Akhir tahun atau di kuartal nanti laporan keuangan sektor keuangan biasanya akan dipoles. karena porsi sektor keuangan di IDX30 paling besar, indeks bisa
rebound," kata Wawan.
Para manajer investasi pengelola reksadana berbasis IDX30 juga optimistis kinerja reksadananya akan pulih di paruh kedua tahun ini. Farash menyatakan tidak akan mengubah strategi investasi meski kinerja saat ini turun. "Kami proyeksikan
earning tumbuh 6%
year on year," kata dia. Farash juga menyebut, dalam lima tahun terakhir, reksadana ini mencetak rata-rata imbal hasil 10,6% per tahun. Mauldy Rauf Makmur,
Director Chief Marketing Officer CIMB Principal Asset Management, menargetkan reksadana CIMB Principal Index IDX30 mencetak
return 12%-13% di akhir tahun nanti. Saat ini, kinerja reksadana tersebut masih turun 15,23%. Sementara Diah memperkirakan pasar saham akan membaik pasca lebaran dan IDX30 berpotensi menguat 13%-17% di paruh kedua tahun ini. "Biasanya investor akan mengoleksi saham-saham dengan kapitalisasi besar terlebih dahulu," kata dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati