KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksadana saham merupakan jawara di sepanjang bulan Februari 2024. Kinerja imbal hasil atau
return yang dihasilkan produk-produk reksadana saham paling tinggi dibandingkan kelas aset lainnya. Berdasarkan data Infovesta Kapital Advisori, kinerja kumpulan produk reksadana saham paling tinggi yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index bertumbuh sebesar 1,05% secara
Month on Month (MoM) di bulan Februari 2024. Sementara, indeks reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, serta reksadana pasar uang masing-masing hanya menghasilkan return bulanan, masing-masing
sebesar 0,22%, 0,36%, dan 0,62%.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, kinerja reksadana selama bulan Februari 2024 sejalan dengan proyeksi setahun penuh untuk tahun 2024. Di mana, prospek reksadana saham ataupun juga reksadana pendapatan tetap diperkirakan memang cukup baik tahun ini. Infovesta memproyeksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sekitar 4,15% di tahun 2024. Sementara, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun diproyeksi sebesar 6,3% di tahun 2024. Baca Juga:
Kinerja Reksadana Campuran dan Pasar Uang Diprediksi Positif pada 2024 “Jadi wajar ada peluang untuk mendapatkan untung pada reksadana saham ataupun pendapatan tetap,” ungkap Arjun kepada Kontan.co.id, Senin (4/3). Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment, Guntur Putra menambahkan, reksadana saham mencatatkan peningkatan signifikan di bulan Februari salah satunya dipengaruhi faktor pemilihan umum (pemilu). Kinerja reksadana saham yang tinggi ini dianggap merupakan respons hasil hitung cepat (quick count) pemilu yang mengindikasikan hanya terjadi 1 putaran. “Pemilu satu putaran secara tidak langsung mengurangi ketidakpastian, sehingga disambut baik oleh pasar,” ujar Guntur kepada Kontan.co.id, Senin (4/3). Guntur melihat, hasil quick count pemilu kemarin telah membawa sentimen positif salah satunya di pasar saham. Sehingga, dampaknya juga terasa bagi pergerakan produk reksadana saham yang memiliki
underlying asset saham-saham pilihan. Sementara itu, Guntur menilai, kinerja reksadana pasar surat utang dan pasar uang mencatat
return yang lebih rendah, kemungkinan dipengaruhi faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi likuiditas dan permintaan di pasar tersebut. Produk reksadana saham unggulan dari Pinnacle Investment juga ikut terdorong pergerakan
bullish pasar selama bulan Februari 2024 lalu. Di mana, reksadana Pinnacle Strategic Equity Fund mencatatkan
return sebesar 3,80% MoM.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Diramal Positif pada Tahun 2024, Ini Penyebabnya Guntur memaparkan bahwa produk reksadana saham itu tergolong flagship yang merupakan satu-satunya reksadana di Indonesia yang menerapkan strategi kuantitatif (quantitative based strategy) dan strategi
data driven investing dalam proses investasinya.
Produk ini terfokus pada saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang besar dan saham yang memiliki tingkat likuditas sangat tinggi. Adapun dalam penerapan strategi kuantitatif, Pinnacle fokus terhadap penerapan multi-factor model, yakni fokus terhadap faktor-faktor seperti
value, momentum, quality dan
volatility, yang secara historis memang terbukti untuk menghasilkan alpha di pasar saham Indonesia dan selalu mengedepankan manajemen risiko yang menyeluruh. “Dengan diterapkannya strategi ini, secara sistematis strategi kami melakukan pemilihan saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan yang kuat dan fundamental yang baik. Sehingga diharapkan produk dapat memiliki kinerja yang cukup baik di berbagai jenis kondisi pasar,” imbuh Guntur. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari