KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Infovesta Balanced Fund Index di periode Januari 2024 menunjukkan bahwa kinerja reksadana campuran pada akhir Januari 2024 sebesar 0,07%. Angka tersebut paling rendah ketimbang jenis reksadana lainnya. Menanggapi hal tersebut, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan, potensi kinerja reksadana campuran tahun ini tergantung pada komposisi portofolionya, lebih besar porsi saham atau porsi obligasinya. Untuk itu, Rudiyanto menyebutkan beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi kinerja reksadana campuran di tahun 2024 ini di antaranya yaitu, potensi penurunan suku bunga acuan dan skema Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia yang bagus, akan berdampak positif untuk harga obligasi.
Sentimen lainnya yaitu tingkat konsumsi domestik yang diperkirakan meningkat di tahun ini. Sehingga akan menjadi sentimen positif untuk harga saham. “Serta hasil Pilpres Indonesia yang akan menjadi perhatian pelaku pasar,” ujar Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Cocok Dikoleksi Di Saat Tahun Politik Lebih lanjut, pemilihan reksadana seharusnya disesuaikan dengan profil risiko investor dan bukan berdasarkan tahun politik. Dengan demikian, dia menilai bahwa reksadana campuran cocok untuk dikoleksi oleh investor yang ingin mendapatkan
return yang moderat dengan risiko yang terukur. “Sedangkan untuk menempatkan portofolio produk reksadana campuran, itu tergantung pada strategi investasi dari produk reksadana campurannya,” kata dia. Sementara itu, CEO Pinnacle Investment Indonesia (PT Pinnacle Persada Investama) Guntur Putra mengatakan, terkait potensi kinerja dari jenis reksadana campuran di tahun ini dapat beragam, tergantung pada kinerja pasar dan strategi investasi dari masing-masing manajer investasi (MI). Namun demikian, menurut dia, pada prinsipnya balanced fund atau reksadana campuran adalah reksadana yang dapat memiliki
underlying multi assets dari saham, obligasi, dan pasar uang.
Baca Juga: Menengok Strategi Investasi Reksadana dengan Return Tinggi di 2023, 2024 Masih Moncer Selain itu, dia menyebutkan, sentimen yang mempengaruhi potensi
return reksadana campuran di tahun ini antara lain yaitu, kondisi ekonomi global dan domestik, pergerakan harga saham, suku bunga, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar keuangan. Oleh sebab itu, Guntur menilai bahwa reksadana campuran masih akan menarik di tahun ini. Kedua kelas aset yang menjadi
underlying reksadana campuran, yakni saham dan obligasi akan cukup kondusif keadaannya.
Kondisi suku bunga acuan global dan domestik akan memengaruhi pasar secara dominan pada tahun depan. Menurutnya, komposisi berimbang antara dua kelas aset tersebut dalam produk reksadana campuran dapat mengantisipasi kondisi pasar di tahun 2024 ini. Dia juga mengatakan bahwa reksadana campuran masih bagus untuk dikoleksi pada tahun ini. Utamanya, bagi investor yang memiliki toleransi risiko cukup tinggi dan ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dalam jangka panjang, reksadana campuran dapat menjadi pilihan yang tepat. “Namun, jika investor memiliki tujuan investasi jangka pendek atau lebih memilih risiko yang lebih rendah, Anda mungkin perlu mempertimbangkan jenis reksadana lainnya yang lebih sesuai, seperti reksadana pasar uang,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati