KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana campuran cukup bertumbuh signifikan. Kumpulan produk reksadana campuran mencatatkan
return sebesar 0,62% month on month (MoM) selama Februari. Sementara
return kinerja reksadana campuran sebesar 0,69% secara year to date. Hal ini berdasarkan data Infovesta Balanced Fund Index di periode Februari 2024. Direktur Panin Asset Management (AM), Rudiyanto mencermati, prospek reksadana campuran dinilai masih baik di tahun 2024, karena akan terjadi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) di tahun ini.
Menurut dia, keputusan BI untuk mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% sampai saat ini adalah hal yang sangat baik, agar fokus pada kebijakan moneter yang
pro-stability, dengan tujuan untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive. Baca Juga: Bahana Sekuritas Prediksi, Bank Jago Akan Jadi Senjata GOTO, Ini Pertimbangannya “Kemudian juga untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5% atau kurang lebih naik sekitar 1% pada 2024,” kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3). Tak hanya itu, Rudiyanti mengatakan bahwa penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2024 ini juga dapat menjadi pemicu penurunan BI Rate. Hal ini akan berdampak positif bagi harga obligasi dan juga saham yang akan mempengaruhi secara positif kinerja reksadana campuran. “Selain sentimen market, tentunya kemampuan manajer investasi dalam memilih instrumen investasi juga akan mempengaruhi kinerja reksa dana,” kata dia. Selaras dengan hal ini, SVP, Head of Retail, Product Research & Distribution Divion Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi melihat, produk reksadana campuran memang memiliki kinerja yang cukup baik dalam sebulan terakhir. Pendorong kinerja ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama pergerakan saham dan obligasi. “Jadi meskipun kinerja awal tahun ini belum begitu tinggi, tapi prospek reksadana campuran masih positif,” kata dia.
Baca Juga: Dana Kelolaan (AUM) Reksadana Saham Turun di Bulan Februari, Ini Penyebabnya Reza mengatakan, pasar saham saat ini menarik perhatian karena potensi keuntungan yang lebih tinggi, meski memiliki risiko yang cukup tinggi. Sedangkan untuk pasar obligasi memang cenderung datar dari awal tahun, namun aset surat utang berperan sebagai penyeimbang karena cenderung lebih stabil dan kurang fluktuatif. “Reksadana campuran dapat memanfaatkan alokasi saham dan obligasi secara fleksibel. Jika sektor ini terus tumbuh, reksadana campuran dapat mengambil manfaatnya,” imbuhnya. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat sekitar 1,50% selama bulan Februari. Sementara kinerja surat utang pemerintah yang tercermin dari Infovesta Government Bond index mencatatkan
return 0,34% dan Infovesta Corporate Bond Index mencatatkan
return 0,33% di Februari 2024. “Konsumsi domestik yang diperkirakan meningkat di tahun ini, juga menjadi sentimen positif untuk harga saham,” kata dia.
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Catat Imbal Hasil Positif di Awal Tahun 2024, Simak Prospeknya Dia menambahkan, jika pasar saham menguat, maka produk reksadana campuran yang memiliki alokasi signifikan pada saham dapat mengalami kenaikan nilai bersih aset (NAB). Sedangkan, produk reksadana campuran dengan alokasi obligasi yang lebih besar bisa memanfaatkan penguatan aset surat utang. HPAM memiliki produk di kelas aset campuran yaitu HPAM Balanced Fund. Meskipun produk campuran tersebut tergolong baru, namun sudah menunjukkan kinerja yang solid dengan
return sebesar 0,62% dalam 1 bulan selama Februari 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati