KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reli yang terjadi di pasar saham domestik dalam beberapa pekan terakhir diyakini akan membuat kinerja reksadana indeks positif dalam waktu dekat. Seperti yang diketahui, walau kinerja sepanjang tahun ini masih minus 5,24%
year to date (ytd) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kembali ke area level 6.000, tepatnya 6.022,77 pada perdagangan Senin (26/11). Tren positif yang terjadi belakangan ini juga berlaku pada indeks-indeks konstituen seperti LQ45 dan IDX30.
Diah Sofianti, Presiden Direktur Indo Premier Investment Management (IPIM) mengatakan, perbaikan di pasar saham otomatis akan mengerek kinerja reksadana indeks. Hal ini sesuai dengan karakteristik reksadana tersebut yang kinerjanya akan selalu mengikuti pergerakan indeks acuannya. Lebih lanjut, yang terpenting manajer investasi saat ini tetap fokus dalam menjaga
tracking error produk reksadana indeks yang dikelolanya. “Komposisi portofolio reksadana indeks perlu dijaga semirip mungkin dengan konstituen indeks acuannya,” tambahnya, Senin (26/11). Sebagai catatan, IPIM mengelola sejumlah reksadana berbasis indeks, salah satunya adalah Premier IDX 30. Berdasarkan data Infovesta Utama per Jumat (23/11), reksadana ini telah terkoreksi 3,69% (yoy) dalam satu tahun terakhir. Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyampaikan, semakin rendah tracking error suatu reksadana indeks, maka pencapaian tersebut sudah terbilang baik. Justru reksadana indeks tidak mencerminkan kinerja yang baik manakala di saat indeks saham bergerak turun, return produk tersebut justru naik.
“Karena tujuan reksadana indeks memang bukan untuk mengalahkan indeks, tapi menyamainya,” imbuh dia, hari ini. Ia menambahkan, pada dasarnya manajer investasi diberi batas minimum sebesar 80% untuk berinvestasi pada indeks yang diacunya. Aturan ini sebenarnya sudah cukup mempermudah manajer investasi dalam mengatur portofolio reksadana indeks, terutama ketika volatilitas pasar sedang meningkat. “Jadi, manajer investasi bisa memaksimalkan pembobotan sebesar 80% tersebut pada saham-saham yang benar-benar menjadi penggerak indeks acuan,” kata Wawan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia