Kinerja reksadana melaju sepanjang Oktober 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pada Oktober 2021 tercatat positif seiring dengan beragam sentimen global. Hal ini tercermin dari kinerja reksadana berbasis saham melalui Infovesta Equity Fund Index yang mencatat imbal hasil tertinggi sebesar 3,53% secara bulanan. 

Infovesta Utama dalam riset yang dikeluarkan Senin (1/11) mengatakan, kenaikan tersebut didorong oleh IHSG yang naik sebesar 4,84% ke level 6.591 sepanjang Oktober. Selain itu, pergerakan reksadana saham yang positif juga ditopang oleh permintaan komoditas global yang meningkat seiring dengan krisis energi yang melanda China, Eropa, Amerika Serikat (AS), hingga Singapura.

Sementara kinerja reksadana berbasis surat utang melalui Infovesta Fixed Income Fund Index masih meningkat sebesar 0,54% secara bulanan. Dalam lelang SBN pekan lalu saja, penawaran yang masuk melebihi target indikatif atau sebesar Rp 50,14 triliun. Besarnya penawaran masuk mengindikasikan likuiditas yang cukup besar di pasar obligasi. 


Baca Juga: IHSG tergelincir, reksadana pendapatan tetap jadi yang terbaik dalam sepekan terakhir

“Meski demikian, aksi jual asing di pasar obligasi masih terjadi bahkan mencapai Rp11,58 triliun sepanjang Oktober 2021 imbas rencana tapering off yang akan dimulai pertengahan November 2021,” tulis Infovesta Utama dalam riset.

Reksadana campuran berhasil naik 2,36% secara bulanan. Namun, jika dihitung sepanjang 2021, kinerja reksadana campuran justru yang paling unggul dibanding reksadana lainnya yakni sebesar 4,47%. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan indeks acuan sejak awal tahun, yakni IHSG sebesar 10,24% serta Infovesta Government Bond Index dan Infovesta Corporate Bond Index masing-masing sebesar 3,82% dan 0,77%. 

Baca Juga: Pergerakan rupiah berpotensi terbatas menanti rapat FOMC pekan ini

Selanjutnya, kinerja reksadana jenis pasar uang mencatatkan imbal hasil positif sebesar 0,23%. Tren suku bunga rendah yang dipertahankan di level 3,5% turut berpengaruh pada imbal hasil reksadana pasar uang. Meski demikian, instrumen pasar uang tetap menjadi instrumen investasi paling aman di tengah gejolak pasar yang terjadi.

Infovesta Utama meyakini, kinerja reksadana yang tercatat positif baik secara bulanan dan sejak awal tahun di tengah sentimen global seperti mulai dari rencana tapering off, krisis utang Evergrande China, kenaikan harga komoditas global imbas krisis energi di sejumlah negara maju, kendala rantai pasokan global hingga kekhawatiran stagflasi yang membayangi, mencerminkan kondisi pasar modal Indonesia yang cenderung lebih resilient

“Hanya saja, kembali meningkatnya angka kasus Covid-19 di sejumlah negara perlu diwaspadai karena dapat menyebar secara masif dan berpotensi menghambat pemulihan ekonomi nasional,” tutup Infovesta Utama.

Baca Juga: IHSG menjadi instrumen aset investasi juara sampai Oktober 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati