Kinerja Reksadana Pasar Uang Positif, Menarik untuk Dikoleksi?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pasar uang diprediksi masih positif di tahun 2024. Hal tersebut tercermin dari data Infovesta, di mana produk-produk reksadana pasar uang mencatatkan pertumbuhan imbal hasil (return) paling baik, yaitu tumbuh sekitar 0,41% di Januari 2024.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto memprediksi, kinerja reksadana pasar uang akan tumbuh positif di tahun ini karena didorong oleh sejumlah faktor diantaranya seperti, penurunan suku bunga acuan yang akan berdampak positif bagi harga obligasi.

“Hingga tingkat suku bunga perbankan yang akan menjadi lebih kompetitif dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2). 


Menurut dia, kedua sentimen market tersebut diperkirakan dapat menjadi sentimen positif bagi kinerja reksadana pasar uang. Namun sayangnya, Rudiyanto tidak bisa memproyeksi return atau imbal hasil dari reksadana pasar uang di tahun 2024. 

Baca Juga: Reksadana Campuran dengan Porsi Saham Lebih Besar Menarik Dikoleksi di Tahun Ini

“Kami tidak memiliki proyeksi return, namun diharapkan dapat lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,” kata dia. 

Kendati begitu, menurut dia, hingga saat ini reksadana pasar uang masih menarik untuk dikoleksi. Terutama, bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi begitu singkat yakni di bawah 2 tahun, dan memiliki profil risiko yang konservatif. 

“Apalagi bagi para investor yang mencari keamanan dan likuiditas yang tinggi,” ujar Rudiyanto.

Selain itu, dia mengatakan bahwa reksadana pasar uang juga bisa menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan diversifikasi aset. 

Adapun berdasarkan historis, kinerja reksadana pasar uang juga selalu stabil bahkan tercatat positif setiap tahunnya, meskipun potensi return bisa lebih rendah dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, seperti saham atau obligasi. Akan tetapi, masih menarik untuk dikoleksi sebagai bagian dari diversifikasi portofolio. 

Sementara itu, CEO Pinnacle Investment Indonesia (PT Pinnacle Persada Investama) Guntur Putra mengatakan, beberapa katalis yang dapat mempengaruhi kinerja reksadana pasar uang antara lain yakni, kebijakan suku bunga oleh bank sentral, kondisi ekonomi makro, dan kestabilan pasar keuangan global. 

Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Berikan Saham BBRI untuk Punggawa Timnas U-20

Dia menilai, jika suku bunga tetap rendah atau cenderung turun, reksadana pasar uang dapat menghasilkan return yang stabil namun moderat. Dia mengatakan, potensi return dengan kondisi tingkat suku bunga saat ini mungkin berkisar antara 3-5% per tahun (net) tergantung pada faktor-faktor tersebut. 

“Perlu diketahui bahwa potensi kinerja di reksadana sudah net mengingat pajak reksadana sudah final,” kata dia. 

Editor: Tendi Mahadi