KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham dan obligasi cenderung tertekan di kuartal pertama 2021. Kondisi ini membuat kinerja reksadana pasar uang jadi yang paling unggul. Berdasarkan data Infovesta Utama, rata-rata kinerja reksadana pasar uang yang tercermin dalam Infovesta 90 Money Market Fund Index tumbuh 0,91% secara
year to date (ytd) hingga akhir Maret. Sementara, kinerja reksadana jenis lain kompak menurun. Head of Investment Avrist AM Farash Farich mengatakan, koreksi di aset obligasi dan penurunan harga saham
big caps di kuartal pertama 2021 membuat kinerja reksadana pasar uang jadi terlihat paling unggul.
Kinerja reksadana Avrist Liquid Fund bahkan berkinerja di atas rata-rata reksadana pasar uang dengan tumbuh 1,12% ytd. Farash mengatakan strategi pengelolaan reksadana tersebut menguatakan pada aset dengan likuiditas tinggi guna memenuhi kebutuhan dana investor dalam jangka pendek.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas memprediksi IHSG akan terkonsolidasi pada April 2021 Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memproyeksikan kinerja reksadana pasar uang di kuartal kedua 2021 berpotensi tumbuh ke 1%. Sementara, Wawan menjagokan reksadana pendapatan tetap yang dapat berkinerja unggul di kuartal kedua 2021. Katalis positif datang dari
yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun yang sudah menurun ke 6,4%. "Ditambah di kuartal kedua 2021 ada pembagian kupon reksadana pendapatan tetap akan berbalik unggul," kata Wawan. Sementara itu, prospek pertumbuhan kinerja reksadana saham masih bergantung pada kelancaran distribusi vaksin dan pertumbuhan ekonomi. "Sentimen yang menyelimuti reksadana saham masih
mixed," kata Wawan. Kompak, Farash memproyeksikan di awal kuartal kedua 2021 kinerja pasar uang akan tertinggal. Farash mengamati saat ini pasar saham maupun obligasi sudah mulai bergerak stabil dalam merespon kenaikan y
ield US Treasury. "Bahkan, pasar saham dan obligasi mulai
rebound," kata Farash, Kamis (8/4).
Baca Juga: Kinerja obligasi korporasi lebih unggul daripada obligasi pemerintah Di kuartal kedua 2021 Farash memproyeksikan kinerja reksadana saham akan mulai bangkit karena terdorong pembagian dividen saham. Sementara, inflasi dalam negeri yang tetap rendah juga mendukung reksadana pendapatan tetap untuk berkinerja positif. "Mayoritas kinerja reksadana pendapatan tetap didukung oleh pendapatan kupon," kata Farash.
Untuk strategi investasi, Farash menyarankan investor tetap harus sesuaikan investasi dengan kebutuhan. "Prioritas pada kapan dana dibutuhkan dibanding mencoba mencari imbal hasil yang tinggi," kata Farash. Wawan memproyeksikan hingga akhir tahun secara rata-rata kinerja reksadana pasar uang berpotensi tumbuh 3,5%.
Baca Juga: Investor reksadana mencapai 4,17 juta orang, naik hingga 31,13% di kuartal pertama Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati