Kinerja reksadana saham cemerlang, begini tips Panin AM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham sepanjang tahun ini masih terus berada dalam tekanan. Hal ini bisa terlihat dari kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin pada Infovesta 90 Equity Fund Index yang masih terkoreksi 2,17% sepanjang Januari - November. 

Sedangkan IHSG yang kerap dijadikan benchmark untuk reksadana saham bahkan sudah menguat 9,28% pada periode yang sama. 

Kendati begitu, kinerja beberapa produk reksadana saham bisa mengungguli indeks reksadana maupun IHSG. Salah satunya adalah milik Panin Asset Management, yakni Panin Dana Teladan yang berhasil tumbuh 14,13% dan Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh yang juga tumbuh 11,94%.


Baca Juga: Sucorinvest AM pilih saham komoditas dan perbankan untuk racikan reksadana saham

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, pihaknya sebenarnya tidak punya strategi pengelolaan yang khusus untuk masing-masing produk. Namun, lebih menitik beratkan untuk mengikuti dinamika yang ada di pasar dan memanfaatkan momentum yang terjadi.

“Jadi, secara umum pengelolaannya dilakukan secara aktif dengan masuk ke perusahaan yang berpotensi mencatat kenaikan laba, valuasinya murah, dan atau memiliki prospek yang baik,” ujar Rudiyanto ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/12).

Jika berkaca dari fund fact sheet kedua produk reksadana tersebut, per akhir Oktober tercatat hanya ada tiga emiten yang sama dalam 10 emiten dengan alokasi terbesar, yakni BBCA, BBRI dan TLKM. Sementara sisanya berbeda.

Untuk Panin Dana Teladan diisi oleh ADRO, ANTM, BMRI, MDKA, TOWR, TBIG, dan UNTR. Sedangkan untuk Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh berisikan ARNA, BBNI, ERAA, HRUM, ISAT, SMGR, dan EXCL.

Baca Juga: Strategi Manajer Investasi Agar Imbal Hasil Reksadana Saham Bisa Positif

Menyambut tahun depan, Rudiyanto mengaku pihaknya belum akan menyiapkan strategi khusus dan secara umum strategi pengelolaan masih akan sama. Menurutnya, tahun depan akan terjadi sector rotation sehingga kenaikan akan lebih merata. Selain itu, tidak menutup kemungkinan reksadana saham yang tadinya ketinggalan juga berpotensi mengejar ketertinggalannya

Lebih lanjut, ia meyakini tahun depan outlook pasar saham masih akan prospektif. Berdasarkan proyeksinya, IHSG berpeluang menuju ke area 7.400 - 7.600. Hal tersebut akan ditopang oleh perbaikan laporan keuangan emiten serta pulihnya aktivitas perekonomian pada tahun depan. Belum lagi, harga komoditas yang masih tinggi akan kembali menguntungkan Indonesia

“Selain itu, IPO dari perusahaan teknologi raksasa berpeluang mengubah pandangan tentang Indonesia dari yang selama ini dipersepsikan sebagai negara komoditas menjadi lebih luas. Hal ini memicu dana asing masuk lebih banyak dan kenaikan yang lebih merata pada semua sektor,” tutup Rudiyanto. 

Baca Juga: Pegadaian gandeng Bareksa luncurkan tabungan emas online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News