Kinerja Reksadana Saham Tertekan, Pemangkasan Suku Bunga Bisa Jadi Katalis Positifnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan suku bunga global diprediksi bakal jadi katalis positif bagi kinerja reksadana saham.

Adapun sepanjang tahun berjalan indeks reksadana saham mencatatkan kinerja yang negatif. Berdasarkan data Infovesta, kinerja reksadana saham Infovesta 90 Equity Fund Index minus 0,87% ytd per 17 Oktober 2024. Secara tahunan pun mencatat minus 3,2%.

Sebelumnya, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani mengatakan penyebab reksadana saham indeks negatif karena sebagian besar alokasi portofolionya mengacu pada saham LQ45 dan IDX30, di mana keduanya mengalami penurunan kinerja dalam periode tersebut. Maka dari itu, reksadana saham yang berinvestasi di dalamnya terkena dampak.


"Secara YTD per 17 okt 2024 IDX 30 dan LQ45 dua-duanya masih negatif," ucap Arjun kepada KONTAN, baru-baru ini. 

Baca Juga: Reksadana Saham Kembali Lanjutkan Penguatan, Ini 5 Terbaiknya dalam Sepekan

Di sisi lain, sejumlah manajer investasi (MI) mengatakan reksadana saham indeksnya masih mencatatkan kinerja yang cukup positif. 

Eri Kusnadi, Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen menyampaikan di Batavia AM sendiri kinerjanya secara umum positif, tetapi memang tidak ideal.

Secara ytd per 17 Oktober 2024, reksadana saham Batavia mencatatkan return 3,66%. Tetapi memang dalam sebulan terakhir minus 0,25%.

Eri sendiri masih yakin kinerja reksadana akan berbalik positif kedepannya, ditopang pemangkasan suku bunga. Sebab bunga yang lebih rendah meringankan beban perusahaan dan bisa memacu ekspansi investasi. Selain itu, ia juga optimis terhadap pemerintahan baru. 

"Pemerintahan baru pasti perlu waktu untuk penyesuaian. Sesuatu yang baru biasanya memiliki sentimen positif, tinggal dikemudian hari ada pembuktian dari sisi kinerja dan realisasinya," kata Eri kepada KONTAN, Sabtu (21/10). 

Ke depannya, Egi menyatakan bahwa strategi pengelolaan saham Batavia akan tetap berfokus pada kualitas fundamental perusahaan yang solid, dengan mencari emiten yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik di tengah tren penurunan suku bunga.

Baca Juga: Ruang Pelonggaran Moneter Masih Terbuka Jadi Peluang Menarik Bagi Pasar Obligasi

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan tiap MI mempunyai strateginya dalam mengelola indeks reksadana saham, sebab ada reksadana saham yang di atas atau di bawah IHSG. 

Di Panin sendiri, Panin IDX-30 kelas A mencatatkan return 3,25% ytd per 18 September 2024. Namun untuk satu bulan terakhir minus 0,36%.

Ke depannya ia berharap pemangkasan suku bunga akan memberikan dampak positif bagi kinerja reksadana indeks. Untuk strategi racikannya sampai akhir tahun, Rudiyanto bilang tidak banyak perubahan. Terlebih bagi reksadana pasif seperti IDX30 dan Sri kehati akan tetap sesuai acuan. 

"Sementara reksadana aktif, mencari peluang dari saham dengan valuasi murah serta memanfaatkan perubahan sentimen pasar," pungkasnya kepada KONTAN, Senin (21/10). 

Selanjutnya: Klasemen Liga Inggris: Liverpool Masih di Puncak Usai Kalahkan Chelsea 2-1

Menarik Dibaca: Rutin Minum Air Kelapa, Ini 7 Hal yang Tubuhmu Akan Rasakan Setiap Harinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih