KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap menurun di bulan lalu. Hal ini tercermin dari pergerakan Infovesta Fixed Income Fund Index, yang menyusut 0,32% sejak akhir 2017 lalu hingga 28 Februari 2018, alias
year-to-date (ytd). Kinerja reksadana pendapatan tetap tercatat paling jeblok dibandingkan produk reksadana lainnya. Ambil contoh, reksadana saham mencetak kinerja rata-rata sebesar 4,76% di periode yang sama. Pasar obligasi, yang menjadi basis investasi produk reksadana pendapatan tetap, memang meredup. Indeks obligasi Himdasun, misalnya, mencatatkan penurunan 2,84% sejak awal tahun.
Meski rata-rata reksadana pendapatan tetap meredup, ada beberapa produk yang mencetak
return memuaskan. Misalnya Simas Income Fund, Corpus Bond Plus dan Syailendra Pendapatan Tetap Premium.
Return ketiga produk ini di atas rata-rata
. Research Analyst Corpus Kapital Manajemen Mohammad Raga mengatakan, demi mengantisipasi
yield surat utang negara (SUN) yang semakin turun, Corpus menaruh aset reksadana Corpus Bond Plus di obligasi korporasi yang memberi
yield maksimal. Corpus memilih obligasi korporasi bertenor menengah hingga panjang. Kebijakan investasi di reksadana ini membolehkan maksimal 18% aset masuk saham. Adapun aset reksadana ini meliputi 80% obligasi, 5% saham dan sisanya pasar uang. "Porsi saham kami perkecil untuk meminimalkan risiko dari pasar saham," kata Raga. Syailendra Capital juga menyimpan aset di obligasi korporasi berimbal hasil tinggi. "Diharapkan bisa menikmati NAV yang stabil," kata Direktur
Marketing Syailendra Capital Harnugama. Produk Syailendra Pendapatan Tetap Premium, yang mencetak
return 1,77% (ytd), telah lama diisi obligasi korporasi yang mencatatkan
yield tinggi. Mayoritas obligasi korporasi yang dipilih memiliki tenor 3 hingga 5 tahun.
Obligasi korporasi bertenor menengah dipilih karena suku bunga dalam beberapa tahun berpotensi lebih tinggi dari posisi saat ini. "Sehingga ketika tenor pendek jatuh tempo, bisa
reinvest di
yield yang lebih tinggi," kata Harnugama. Asanusa Asset Management punya strategi sedikit berbeda dengan dua MI tadi. Presiden Direktur Asanusa Asset Management Siswa Rizali mengatakan, sejak akhir tahun lalu Asanusa mulai mengoleksi obligasi pemerintah berdurasi lebih pendek, sehingga kinerja tak ikut negatif. "Kami jual obligasi tenor 10 dan pindah ke obligasi tenor 5 tahun," kata dia.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, obligasi korporasi dapat menjadi alternatif aset portofolio bagi MI agar kinerja reksadana pendapatan tetapnya terjaga. Sebab, obligasi ini umumnya menawarkan kupon yang lebih tinggi daripada SUN. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati