Kinerja reksadana tematik infrastruktur tumbuh positif di awal tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham sektor infrastruktur mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang tahun ini. Secara umum, reksadana tematik infrastruktur juga ikut mencetak kinerja yang positif. Namun demikian, sejauh ini belum ada reksadana tematik infrastruktur yang mampu melampaui pertumbuhan indeks tersebut.

Mengutip data Infovesta Utama, sejumlah reksadana tematik infrastruktur mencatat kinerja positif. Misalnya Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh yang kinerjanya naik 7,65% (ytd) per 21 Maret silam. Di periode yang sama, kinerja BNP Paribas Infrastruktur Plus tumbuh 4,78% (ytd).

Begitu pula dengan TRAM Infrastructure Plus dan Mega Asset Greater Infrastructure yang masing-masing mencetak return 3,40% (ytd) dan 2,96% (ytd).


Kendati demikian, kinerja reksadana tersebut masih kalah dengan indeks saham sektor infrastruktur yang tumbuh 9,46% (ytd) hingga 21 Maret. Kinerja indeks SMinfra18 bahkan mampu mencatatkan kinerja yang lebih baik yakni 11,14% (ytd).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyatakan, kinerja reksadana tematik pada dasarnya memang tidak selalu selaras dengan indeks yang sesuai dengan tema produk tersebut.

Pertama, karena reksadana tematik masih termasuk ke dalam reksadana konvensional, manajer investasi hanya bisa melakukan pembobotan pada satu saham maksimal 10% dari total dana kelolaan reksadana.

Akibatnya, jika ada suatu saham mengalami pertumbuhan harga yang signifikan, belum tentu reksadana tematik yang memiliki saham tersebut akan mencatat tingkat pertumbuhan kinerja yang serupa.

Kedua, perbedaan tingkat pertumbuhan kinerja reksadana tematik juga dipengaruhi oleh pendekatan strategi atau pemilihan saham dari masing-masing manajer investasi.

Dalam hal ini, kendati memiliki tema infrastruktur, belum tentu manajer investasi akan benar-benar berinvestasi pada saham-saham yang murni dari sektor infrastruktur. Bisa saja manajer investasi mengalokasikan dananya pada saham-saham di sektor lain, namun saham tersebut punya kaitan yang erat dengan sektor infrastruktur.

“Upaya ini mungkin dilakukan karena jumlah saham sektor infrastruktur yang tergolong bluechip lebih terbatas dibandingkan sektor lainnya,” ungkap Wawan, Senin (25/3).

Pendakatan seperti itu diterapkan oleh reksadana Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto bilang, selain fokus pada investasi di saham-saham yang murni dari sektor infrastruktur, reksadana ini juga berinvestasi pada saham-saham yang diuntungkan oleh sektor tersebut.

Ia beralasan, infrastruktur pada dasarnya memiliki definisi yang luas. Indeks saham sektor infrastruktur pun memiliki beberapa sub sektor yang menyesuaikan bisnis dari tiap emiten di dalamnya.

Kinerja Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh turut dipengaruhi oleh saham-saham di sektor lainnya. Terbukti dari Fund Fact Sheet bulan Februari, sektor keuangan memiliki porsi hingga 32,5% dalam portofolio reksadana tersebut. Sektor infrastruktur sendiri hanya memiliki porsi sebesar 4,8%.

Rudiyanto melanjutkan, indeks saham sektor konstruksi sebenarnya cukup volatil. Maka dari itu, pihaknya tidak melulu mengoleksi saham-saham tersebut untuk kepentingan jangka panjang. “Agar bisa untung dengan memanfaatkan volatilitas harga, kami melakukan trading jangka pendek pada sebagian saham infrastruktur,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat