Kinerja Reksadana Tertekan Sepanjang Oktober 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks reksadana mayoritas tertekan sepanjang Oktober 2024. Hanya reksadana pasar uang yang mampu mempertahankan kinerja positif, sebesar 0,38%.

Berdasarkan data Infovesta, indeks reksadana saham yang mencatatkan penurunan kinerja terbesar, yakni 0,70%. Disusul indeks reksadana pendapatan tetap yang minus 0,61% dan indeks reksadana campuran yang turun 0,57%.

Direktur Utama Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM), Hanif Mantiq menilai penurunan kinerja reksadana secara umum akibat pasar melakukan wait and see. Misalnya untuk kinerja reksadana saham yang merosot lantaran sejumlah saham bluechip mengalami penurunan, seperti ASII, BBRI, TLKM, dan UNVR.


Baca Juga: Pemilu Amerika Serikat Memanas, Instrumen Investasi Ini Menarik Dilirik

Menilik RTI, saham BBRI turun 3,29% per Jumat (1/11) dengan net sell asing sebesar Rp 4,70 triliun. Lalu TLKM turun 3,47% dengan net sell Rp 54,36 miliar, dan ASII turun 1,46% kendati sebulan terakhir terjadi net buy Rp 80,42 miliar.

Sementara itu, reksadana pasar uang mampu bertahan di tengah ketidakpastian global lantaran portofolionya berisikan tenor jangka pendek. "Mayoritas deposito dan obligasi korporasi di bawah satu tahun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/11).

Misalnya, Manulife Indonesia Money Market Fund Kelas A, yang menjadi salah satu produk dengan kinerja terbaik, sebesar 0,56% di Oktober 2024. Berdasarkan factsheet perusahaan, per September beberapa isi portofolionya meliputi INDOSR 0 07/18/25, INDOSR 0 07/25/25, SMIPIJ 6.6 07/15/25, TBIGIJ 6 3/4 12/15/24, WAHINT 7.95 07/15/25, INDOSR 0 05/30/25, INDOGB 6 1/2 06/15/25, dan PPGDIJ 6.65 09/07/25.

Meski tertinggal, kinerja reksadana saham ataupun pendapatan tetap diperkirakan mampu bangkit. Namun memang, Hanif menilai yang diunggulkan di antara keduanya tergantung hasil pilpres Amerika Serikat (AS).

Dia memandang, jika Trump memang maka kemungkinannya dolar AS melemah dan dana kembali ke emerging market, khsuusnya pasar saham di Indonesia. "Jika Haris yang menang, AS akan lebih konservatif berhutangnya, sehingga bagus untuk pendapatan tetap," tutupnya.

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Pimpin Penguatan Sepekan, Ini 5 Terbaiknya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati