Kinerja Saham Agensi K-pop Merosot di Tengah Kesuksesan Global Bintang K-pop



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri musik K-pop telah mencatatkan kesuksesan luar biasa di pasar internasional, dengan para bintang seperti BTS dan Blackpink yang berhasil memecahkan rekor dan tampil di panggung festival musik bergengsi di Barat.

Statistik dari Spotify menunjukkan bahwa sejak 2018, streaming K-pop di platform tersebut melonjak lebih dari 180% di Amerika Serikat, lebih dari 420% di Asia Tenggara, dan lebih dari 360% secara global. Namun, kesuksesan tersebut tidak tercermin dalam kinerja saham dari perusahaan manajemen artis K-pop.

Penurunan Kinerja Saham "Big Four" Agensi K-pop

Mengutip cnbc.com, empat agensi K-pop terbesar di Korea Selatan, yang dikenal sebagai "Big Four" dan sudah terdaftar di bursa saham, mengalami penurunan tajam sepanjang tahun ini. Hybe Corporation, agensi terbesar, tercatat turun 29% di indeks blue-chip Kospi.


Tiga agensi lainnya, yaitu SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment, yang terdaftar di Kosdaq, juga mengalami penurunan signifikan. SM Entertainment merosot 36%, YG Entertainment turun 37%, sementara JYP Entertainment menjadi yang terbesar kehilangan nilainya, merosot 56% sejak awal tahun.

Baca Juga: Jung Kook BTS Rilis Film Dokumenter "Jung Kook: I Am Still"

Faktor-Faktor di Balik Penurunan Saham

Penurunan ini membingungkan karena tidak selaras dengan peningkatan popularitas K-pop di panggung internasional. Menurut Kim Gyuyeon, analis keuangan di Mirae Asset Securities, penurunan tersebut disebabkan oleh berbagai masalah tata kelola dan penurunan laba yang dialami oleh "Big Four."

Meskipun BTS dan Blackpink mencatatkan kesuksesan global, kelompok baru yang debut saat ini dinilai belum mampu mereplikasi kesuksesan tersebut di Barat. Hal ini menurunkan sentimen investor, karena pasar K-pop dinilai tidak mengalami ekspansi signifikan sejak tahun 2020-2021.

Kendala Militer dan Kontrak Solo

Kendala lain yang dihadapi oleh grup-grup besar ini adalah ketidakhadiran BTS, yang sedang menjalani wajib militer dan tidak akan kembali tampil sebagai grup hingga tahun 2025. Sementara itu, meskipun anggota Blackpink memperbarui kontrak untuk aktivitas grup pada akhir 2023, mereka lebih fokus pada proyek solo di luar label YG Entertainment.

Di sisi lain, penurunan laba di antara "Big Four" semakin memperburuk situasi. Pada kuartal kedua tahun ini, YG Entertainment mencatatkan penurunan laba operasional sebesar 94,5%, sementara JYP Entertainment turun 79,6%. SM Entertainment dan Hybe mencatat penurunan yang lebih kecil, masing-masing sebesar 30,7% dan 37,4%.

Baca Juga: 6 idol K-pop Jadi Trendsetter Setelah Ciptakan Tren Mendunia Ini

Penurunan Penjualan Album Fisik

Penurunan ini sebagian disebabkan oleh penurunan penjualan album fisik, yang untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun mengalami penurunan pada semester pertama 2024. Jumlah pengiriman album dari empat agensi besar ini turun menjadi 44,74 juta unit, turun dari 53,45 juta unit pada semester pertama 2023.

Album fisik secara historis menjadi bagian terbesar dari pendapatan agensi dan juga segmen yang paling menguntungkan. Fenomena ini didorong oleh "fansigns," di mana para penggemar bisa mengikuti undian untuk bertemu dengan artis mereka dan mendapatkan tanda tangan dengan membeli album dalam jumlah banyak.

Namun, dengan penurunan penjualan album fisik, muncul keraguan mengenai keberlanjutan pertumbuhan tinggi yang diharapkan dari industri ini.

Dampak Streaming terhadap Penjualan Album Fisik

Meskipun streaming musik mendominasi industri musik saat ini, penjualan album fisik tetap menjadi tolok ukur penting bagi investor. Menurut Kim Gyuyeon, album fisik memiliki nilai lebih karena menunjukkan seberapa besar basis penggemar dari seorang artis, yang pada akhirnya merepresentasikan pasar yang bisa dijangkau oleh sebuah agensi.

Spotify melaporkan bahwa royalti yang dihasilkan oleh artis Korea Selatan telah melebihi 180 miliar won ($138 juta) hingga 3 September 2023, yang merupakan peningkatan tiga kali lipat dari 2019 dan naik 780% sejak 2017.

Baca Juga: Daftar 5 Idol Kpop Perempuan dengan Darah Campuran, Ada Jeon Somi yang Baru Comeback

Namun, meskipun streaming berkembang pesat, kontribusi pendapatan dari segmen ini masih kecil dibandingkan dengan penjualan fisik. Pada 2023, pendapatan dari streaming hanya mencakup 13% dari pendapatan Hybe, dan 10% dari pendapatan SM dan JYP.

Pendapatan dari penjualan fisik di Hybe tercatat 2,5 kali lebih besar dibandingkan dari streaming, sementara di JYP empat kali lipat lebih besar.

Editor: Handoyo .