KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2024, ada 41 perusahaan baru yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Total dana yang berhasil dihimpun lewat aksi korporasi ini mencapai Rp 14,35 triliun. Ada tujuh perusahaan yang tercatat di papan utama. Tujuh emiten itu yakni PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA), PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) dan PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES). Kemudian ada PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF), PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan yang terakhir ada PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY).
Mayoritas emiten melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) tercatat di papan pengembangan sebanyak 31 emiten dan sisanya tercatat di papan akselerasi.
Baca Juga: Pembayaran Dividen Jadi Salah Satu Daya Tarik Adaro Andalan Indonesia (AADI) Berdasarkan nilai dana yang berhasil dihimpun, IPO AADI menjadi yang terbesar sepanjang tahun ini. AADI berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 4,23 triliun. Di urutan kedua emiten pengelola toko ritel MR DIY alias MDIY yang mampu mengantongi dana IPO sebesar Rp 4,15 triliun. Di posisi ketiga ada, ALII yang meraup Rp 860,92 miliar. Dari sisi pergerakan harga saham, DAAZ menjadi saham IPO dengan imbal hasil tertinggi. Sejak melantai pada 10 November 2024, saham DAAZ sudah melesat 443,18% dari Rp 800 menjadi Rp 4.780 per Selasa (24/12). Menyusul saham PT Remala Abadi Tbk (DATA) yang melonjak 309,57% dari harga IPO di Rp 188 menjadi Rp 770 per saham. Lalu ada saham PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) yang menguat 208,74%. Sebaliknya saham PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) menjadi saham pendatang baru yang gerakannya merana. Saham MPIX sudah merosot 78,73% dari harga IPO di Rp 268 menjadi Rp 57 per saham. Lalu ada saham PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) dan PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) yang masing-masing ambles 78,42% dan 71,89% dari harga saham perdana. Jika dibandingkan dengan raihan 2023, IPO di 2024 ini lebih rendah. Pada 2023, BEI berhasil memboyong 79 perusahaan baru dengan total perolehan dana yang dihimpun sebesar Rp 54,1 triliun.
Baca Juga: MDIY Lepas 10% di IPO, Induk Gaet Rp 3,7 Triliun, Modal Malah Naik, Ini Kata Pengamat Prospek IPO di 2025
Namun di pipeline BEI, masih ada 22 perusahaan yang sedang mengantre untuk IPO. Berdasarkan laman e-IPO per Selasa (24/12), ada delapan perusahaan dengan status menunggu untuk penawaran umum. Yakni, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK). Berikutnya ada PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), PT Hero Global Investment Tbk (HGII) dan yang terakhir PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG). Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang bilang dengan perkembangan dan situasi pada 2024, dia memproyeksikan tren penggalangan dana di pasar modal sebagai alternatif penggalangan dana tetap besar. "Adapun ekuitas tetap ada porsi nya, tapi lebih berfokus pada perusahaan yang memiliki fundamental solid dan ukuran perusahaan dengan nilai penghimpunan dana yang besar," jelasnya kepada Kontan belum lama ini.
Baca Juga: BEI Akan Delisting Setidaknya 10 Saham di 2025, Intip Historis Delisting Sejak 2020 Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai 2025 mungkin akan menjadi tahun yang baik perusahaan menggelar IPO. Sebab tahun politik sudah berlalu sehingga kepastian kebijakan sudah ada, potensi tingkat suku bunga yang berpotensi menurun dan program kerja presiden baru. "Walaupun ada potensi pemangkasan suku bunga, tetapi penurunan suku bunga akan terbatas. Dengan tingginya tingkat suku bunga, masih ada kemungkinan pasar modal masih menjadi alternatif," ucap Nico. Kendati begitu gelaran IPO di 2025 juga dihantui oleh beberapa sentimen negatif, yaitu kebijakan Donald Trump yang meningkatkan ketidakpastian, pergerakan inflasi hingga geopolitik yang masih terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat