Kinerja Saham Lapis Dua Diprediksi Tetap Kinclong pada Tahun 2026



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham yang mewakili emiten berlikuiditas tinggi dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah, seperti IDX SMC Liquid diperkirakan masih akan mempertahankan kinerja positif pada tahun 2026. Ini sejalan dengan tren penguatan yang berlanjut hingga penghujung tahun 2025.

Pada penutupan perdagangan Selasa (23/12/2025), IDX SMC Liquid telah mencatatkan kenaikan 16,08% secara year to date (ytd). Capaian tersebut signifikan mengungguli indeks saham berkapitalisasi besar LQ45 yang hanya membukukan pertumbuhan sekitar 2,7% ytd. Selain itu, performa indeks ini juga melampaui indeks IDX BUMN20, yang sepanjang 2025 hanya naik sebesar 7,38% ytd.

Senior Analyst Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menilai indeks IDX SMC Liquid masih memiliki peluang untuk mencatatkan kinerja outperform pada 2026, terutama bila siklus suku bunga mulai turun dan rotasi dana berlanjut ke saham small-mid cap


Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah pada Rabu (24/12/2025), Cek Saham Rekomendasi Analis Berikut

"Valuasi relatif lebih murah dan ruang pertumbuhan laba yang lebih besar menjadi daya tarik utama," kata Sukarno kepada Kontan, Selasa (23/12/2025). 

Kendati begitu, Sukarno mengingatkan bahwa karakter IDX SMC Liquid yang cenderung agresif membuat pergerakannya lebih volatil dan sensitif terhadap sentimen global, risiko makroekonomi, serta potensi rotasi dana kembali ke saham berkapitalisasi besar ketika pasar memasuki fase defensif.

Dari sisi konstituen, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dinilai masih berpeluang menjadi penggerak utama indeks, seiring tren harga yang positif dan bobotnya yang paling besar di IDX SMC Liquid

Selain PTRO, saham-saham dengan bobot besar lainnya seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga dinilai menarik karena valuasinya yang relatif murah, sehingga berpotensi menguat dan turut menopang kinerja indeks.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menerangkan kinerja IDX SMC Liquid yang menguat sekitar 16% ytd pada 2025 mencerminkan terjadinya rotasi minat investor ke saham lapis dua, seiring masih lebarnya diskon valuasi terhadap saham big caps. 

Baca Juga: IHSG Melemah 0,71% ke 8.584 pada Selasa (23/12), DSSA, BRPT, BUMI Top Losers LQ45

"Secara karakter, saham lapis dua memiliki beta yang lebih tinggi sehingga lebih sensitif terhadap perubahan sentimen makro, khususnya ekspektasi penurunan suku bunga," kata Imam kepada Kontan, Selasa (23/12/2025).

Dalam lingkungan suku bunga yang cenderung turun, sektor-sektor seperti properti, konstruksi, consumer discretionary, serta emiten berbasis leverage menengah cenderung menjadi penerima manfaat utama karena penurunan biaya pendanaan dan potensi akselerasi pertumbuhan laba. Faktor inilah yang turut mendorong minat investor ke saham-saham SMC Liquid sepanjang 2025.

Memasuki 2026, prospek saham lapis dua diperkirakan masih atraktif dengan fokus pada sektor-sektor yang sensitif terhadap pelonggaran moneter, namun tetap selektif terhadap risiko sektoral. 

Di sisi komoditas, rencana pemangkasan produksi nikel dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2026 berpotensi mengubah dinamika sektor nikel, di mana pengetatan suplai dapat menopang harga dan berdampak positif bagi emiten dengan cadangan berkualitas dan struktur biaya rendah, sementara smelter berisiko menghadapi tekanan margin akibat kenaikan harga bahan baku. 

"Dengan karakter beta yang tinggi, saham lapis dua berpotensi memberikan kinerja relatif lebih baik dalam fase penurunan suku bunga, namun tetap rentan terhadap volatilitas sehingga pendekatan stock selection berbasis fundamental menjadi kunci pada 2026," ucap Imam.

Sukarno merekomendasikan untuk buy saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) di target harga masing-masing Rp 1.690 dan Rp 735 per saham. 

Selanjutnya: IHSG Turun 0,71% di Bawah 8.600: Asing Net Sell Rp 348,2 Miliar

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Membuat Resolusi Tahun Baru, Ini Kata Penelitian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News