KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten poultry PT Malindo Feedmill Tbk (
MAIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) mencetak pertumbuhan kinerja sepanjang semester pertama 2021. Mengutip laporan keuangannya, MAIN membukukan pertumbuhan pendapatan bersih hingga 43,42% secara tahunan atau
year on year (yoy) menjadi Rp 4,57 triliun. Adapun MAIN mencetak
bottom line positif dengan laba bersih Rp 128,6 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, MAIN masih menanggung rugi Rp 44,22 miliar. Sementara itu, JPFA mencetak kenaikan pendapatan bersih 22,32% yoy menjadi Rp 22,10 trilun. Adapun laba bersihnya melesat 894,45% yoy menjadi 1,54 triliun.
Mencermati capaian dua emiten
poultry di semester I 2021 itu, Analis Samuel Sekuritas Nasrullah Putra Sulaeman mengungkapkan, kinerjanya masih sejalan dengan proyeksi. Hingga akhir tahun 2021, JPFA diprediksi bisa mencetak pendapatan bersih hingga Rp 45 triliun dan laba bersihnya di Rp 2,7 triliun. Adapun untuk MAIN diprediksi bisa membukukan pendapatan bersih Rp 8 triliun dan laba bersih Rp 243 miliar.
Baca Juga: Bisnis poultry penuh gejolak, simak rekomendasi saham sektor ini Walaupun kinerja JPFA dan MAIN masih sejalan dengan proyeksi, Nasrullah mengamati capaian di kuartal kedua 2021 berada di luar perkiraan. Secara kuartalan pendapatan JPFA dan MAIN memang tumbuh di kuartal kedua, tetapi tidak dengan labanya. "Kalau kami lihat di segmen
feedmill, harga bahan bakunya naik," kata Nasrullah kepada Kontan.co.id, Rabu (4/8). Di kuartal tersebut, harga bahan baku kedelai naik sekitar 40%-50% yoy. Sementara harga bahan baku jagung juga meningkat walaupun tidak diketahui secara pasti besarannya karena harga jagung yang beragam dari petani lokal. Yang jelas, kenaikan harga itu dipicu pemulihan permintaan yang tidak beriringan dengan pemulihan pasokan.
Baca Juga: Intip saham-saham berbasis ESG pilihan Maybank Kim Eng Sekuritas Adapun harga bahan baku diperkirakan masih akan memberatkan kinerja emiten-emiten
poultry di sisa tahun ini. Selain itu, emiten juga masih diperberat oleh ketidakpastian penerapan pengetatan PPKM. "Kinerja semester kedua kemungkinan akan lebih buruk dibandingkan semester pertama," imbuh dia.
Kendati masih dibayangi sentimen negatif, Nasrullah masih yakin proyeksi pendapatan bersih dan laba bersih dua emiten itu akan tercapai di akhir tahun. Mengingat proyeksi yang dipatok sudah cukup konservatif. Terhadap dua saham itu, dia menyarankan
buy dengan target harga Rp 2.400 per saham untuk JPFA dan Rp 1.100 per saham untuk MAIN. Rabu (4/8), harga saham JPFA naik 5,62% ke Rp 1.690 per saham dan MAIN menguat 2,86% ke Rp 720 per saham.
Baca Juga: Cetak kinerja positif pada semester I, analis sarankan beli saham MAIN dan JPFA Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati