Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Tertekan di Semester I, Begini Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) diprediksikan masih baik di 2024. Permintaan akan semen, khususnya di semester II menjadi pendorongnya.

Analis Mirae Asset Sekuritas Andreas Kristo Saragih memaparkan bahwa konsumsi semen domestik tumbuh sebesar 2,2% secara tahunan (YoY) di semester I 2024 menjadi 28,02 juta ton. Pertumbuhan didorong oleh semen curah dan permintaan di Pulau Jawa.

Konsumsi semen curah tumbuh 13,2% YoY menjadi 8,46 juta ton. Sementara konsumsi semen kantong tetap lemah di 19,56 juta ton atau turun 1,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Sebagai hasilnya, kontribusi semen curah meningkat menjadi 30,2% atau sebesar 2,9 poin YoY. "Peningkatan kontribusi semen curah dan pertumbuhan volume semen kantong yang negatif disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu penyelesaian proyek-proyek infrastruktur dan lemahnya daya beli konsumen," ungkap Andreas dalam riset, Kamis (25/7).

Baca Juga: Simak Upaya Semen Indonesia Pertahankan Kinerja pada Tahun 2024

Konsumsi semen di Jawa tumbuh 3,1% YoY menjadi 14,47 juta ton, melampaui pertumbuhan di Luar Jawa sebesar 1,2% YoY menjadi 13,55 juta ton. Ia berpandangan bahwa pertumbuhan konsumsi semen di Jawa sebagian besar didorong oleh masuknya volume dari Semen Grobogan, yang mana wilayah Jawa Tengah melaporkan pertumbuhan volume sebesar 18,5% YoY menjadi 3,53 juta ton, yang merupakan 24,4% dari volume penjualan di Jawa.

Sementara itu, konsumsi semen di Luar Jawa didorong oleh percepatan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur. Kalimantan mencatat pertumbuhan sebesar 22,2% YoY menjadi 2,48 juta ton, menyumbang 18,3% dari total volume di Luar Jawa.

Meski begitu, SMGR melaporkan penjualan semen domestik pada semester I 2024 turun 1,5% YoY menjadi 14,01 juta ton, dengan pangsa pasar domestik menyusut menjadi 50% atau 1,9 poin YoY. Volume penjualan di pasar regional tumbuh 0,3% YoY menjadi 3,68 juta ton, dengan kontribusi volume sebesar 20,8%.

"Volume penjualan grup SMGR turun 1,1% YoY menjadi 17,7 juta ton di semester I, dan mewakili 41,7% dari proyeksi kami, sedikit di bawah kisaran historis lima tahun terakhir sebesar 43%-48%," paparnya.

Baca Juga: Semen Indonesia (SIG) Pasok Beton Siap Pakai di Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino

Hasil itu tercermin pada kinerja semester I. SMGR mencetak pendapatan sebesar Rp 16,41 triliun atau turun 3,64% YoY dan laba bersih ambles 43,51% menjadi Rp 503,49 miliar.

Namun menilik pada pertumbuhan permintaan semen secara industri di semester I, kinerja SMGR diyakini akan membaik pada semester II 2024.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menyebutkan bahwa secara umum potensi penjualan semen masih cukup menarik di tahun 2024. "Kami lihat demand semen domestik masih akan meningkat menjadi 65,6 juta ton pada tahun 2024," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8).

Pendorong pertumbuhan permintaan semen, salah satunya masih akan didorong oleh permintaan dari proyek IKN Nusantara, khususnya semen curah untuk keperluan pembangunan skala besar. Selain itu, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, serta angka inflasi yang terkontrol.

"Penurunan tingkat suku bunga dalam jangka pendek turut memberikan sentimen yang cukup positif bagi sektor ini," paparnya.

Baca Juga: Target Setoran Dividen BUMN Naik, Ini Emiten yang Potensial

Di sisi lain, tantangan SMGR masih terkait oversupply yang menjadi PR di industri ini. Ditambah adanya pemain baru yang membuat oversupply semakin meningkat dan akan menciptakan persaingan yang ketat dari sisi harga.

Andreas melanjutkan bahwa secara keseluruhan, volume konsumsi semen semester I 2024 menyumbang 42,6% dari estimasi Mirae Asset untuk tahun 2024 atau relatif sejalan dengan tingkat historis lima tahun terakhir yang berkisar antara 43-47%. Oleh karena itu, Andreas juga mempertahankan target konsumsi semen tahun ini sebesar 65,6 juta ton.

"Karena kami memperkirakan konsumsi semen yang lebih kuat pada paruh kedua tahun ini," sebutnya.

Mirae Asset juga memperkirakan kinerja SMGR masih akan bertumbuh. Pendapatan SMGR diperkirakan mencapai Rp 41,18 triliun dan laba bersih sebesar Rp 2,46 triliun.

Baca Juga: Menakar Potensi Dividen Jumbo dari BUMN

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Richard Jerry juga memperkirakan kondisi di semester II akan lebih baik. Ia memperkirakan SMGR akan mengalami peningkatan volume penjualan didorong oleh lebih banyaknya hari kerja dan musiman yang lebih baik.

Sebagai informasi, secara historis sekitar 54% volume penjualan dan 66%-72% laba bersih terkonsentrasi di semester II.

"Kami memperkirakan volume penjualan akan meningkat secara nyata mulai 24 Agustus dan seterusnya, dengan rata-rata harga jual diperkirakan akan mengikutinya," paparnya.

Richard memperkirakan volume penjualan semester II untuk SMGR akan meningkat sebesar 31%. Secara keseluruhan, ia mempertahankan estimasi volume penjualan SMGR di 2024 tumbuh 1%, tetapi harga rata-rata penjualan turun 1,5 YoY dan laba bersih turun 3%, mengingat tekanan yang terjadi di semester I 2024.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rating buy SMGR dengan target Rp 6.700. Lalu Mirae Asset Sekuritas juga mempertahankan rating buy dengan target harga Rp 6.425. Sementara Miftahul lebih konservatif dengan rekomendasi wait and see.

"Kami kira bisa menyentuh level 4.200 jika ada perbaikan kinerja di semester II, meski begitu secara momentum teknikal kami memberikan wait and see terlebih dahulu untuk SMGR sembari menunggu adanya momentum rejection di support Rp 3.600-Rp 3.550," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati