Kinerja semester I tertekan, saham Indo Tambangraya (ITMG) dinilai masih menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi salah satu emiten pertambangan batubara dengan kinerja yang turun akibat pelemahan harga batubara. ITMG tersebut membukukan laba bersih senilai US$ 29,80 juta di semester I-2020, merosot 57,80% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 70,82 juta.

ITMG membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 652,62 juta, turun 26,89% dibandingkan nilai pendapatan bersih pada paruh pertama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 892,70 juta.

Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, merosotnya kinerja keuangan ITMG disebabkan oleh pelemahan harga batubara serta penurunan volume penjualan. Hasilnya, kinerja ITMG pada periode enam bulan pertama 2020 berada di bawah perkiraan Danareksa Sekuritas.


Baca Juga: Harga batubara menekan kinerja Indo Tambangraya (ITMG), simak rekomendasi sahamnya

Memasuki kuartal ketiga 2020, ITMG mengharapkan produksi batubara meningkat 15,9% secara kuartalan, menjadi 5,1 juta ton. Tetapi,  target ini tergantung persetujuan akhir dari pemerintah mengenai revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Pertumbuhan volume produksi yang lebih tinggi akan didorong oleh produksi yang kuat di Trubaindo dan Bharinto.

Rasio pengupasan atau stripping ratio diperkirakan turun menjadi 9,7 kali pada kuartal ketiga dibandingkan dengan pada kuartal kedua 2020 yang mencapai 10,8 kali. “Kondisi harga minyak mentah yang rendah, stripping ratio yang lebih rendah, dan produksi yang lebih tinggi akan membantu ITMG mengurangi tekanan pendapatan akibat dampak harga batubara yang melunak di kuartal ketiga,” tulis Stefanus dalam riset, Jumat (14/8).

Penghuni Indeks Kompas100 tersebut mempertahankan target volume produksi batubara pada kisaran 19 juta ton-20,1 juta ton untuk tahun ini. Danareksa Sekuritas memperkirakan, realisasi produksi akan berada di batas bawah kisaran target tersebut, mengingat dampak dari prospek harga batubara yang masih suram.

Baca Juga: Produksi batubara Indo Tambangraya (ITMG) mencapai 8,9 juta ton hingga semester I

Adapun untuk mempertahankan profitabilitas di tengah prospek batubara yang suram, ITMG berupaya mengurangi biaya tunai hingga US$ 8 per ton tahun ini yang akan didorong oleh stripping ratio yang lebih rendah, harga bahan bakar yang lebih rendah, dan pengurangan biaya lainnya dalam logistik dan operasional.

Stefanus mempertahankan rekomendasi beli saham ITMG, namun dengan target harga yang lebih rendah yakni Rp 11.000 seiring dengan kinerja ITMG yang melemah pada semester pertama. Meskipun prospek batubara  masih redup, rekomendasi ini diambil dengan pertimbangan ITMG terus mencari aset pertambangan batubara untuk menambah cadangan serta adanya efisiensi biaya lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati