Kinerja Sido Muncul (SIDO) Tumbuh Positif di Semester I-2024, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berhasil membukukan kinerja positif selama semester I-2024. Pencapaian itu didorong oleh kenaikan penjualan dari semua segmen produk Sido Muncul. 

Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat, menyatakan penjualan di semester I-2024 meningkat seiring dengan kenaikan daya beli masyarakat dibandingkan tahun 2023. 

Di sisi lain, peningkatan penjualan pada semua segmen produk Sido Muncul juga menjadi penopang pertumbuhan bisnis di paruh pertama tahun 2024 ini.


Baca Juga: Ditopang Penjualan Jamu, Kinerja Sido Muncul (SIDO) Melesat di Semester I 2024

“Semua segmen produk Sido Muncul mengalami kenaikan penjualan hingga semester I-2024 baik untuk pasar domestik maupun ekspor, khususnya untuk produk energy drink yang memberikan kontribusi pertumbuhan penjualan yang tinggi,” ungkap David, kepada Kontan.co.id, Kamis (25/7).

Sebagai gambaran, penjualan SIDO terpantau meningkat 14,67% year on year (yoy) dari Rp 1,65 triliun menjadi Rp 1,89 triliun per semester I-2024.

Penjualan tersebut masih ditopang oleh penjualan jamu herbal dan suplemen yang mencapai Rp 1,11 triliun. Kemudian disusul penjualan makanan dan minuman sebesar Rp 716,70 miliar serta penjualan farmasi Rp 66,19 miliar. 

 
SIDO Chart by TradingView

Manajemen SIDO juga cukup yakin laju bisnisnya di paruh kedua ini akan melanjutkan pertumbuhan seperti di paruh pertama. Optimisme ini tentunya diirngi dengan  berbagai inisiatif dan strategi yang telah direncanakan oleh Perseroan.

Baca Juga: Kinerja Sido Muncul (SIDO) Tumbuh Doubel Digit di Semester I 2024

“Kami memproyeksikan kinerja SIDO akan berlanjut secara positif hingga akhir tahun,” lanjutnya. 

Pada tahun ini SIDO fokus untuk memperluas jaringan distribusi untuk memastikan ketersediaan produk-produk Sido Muncul di pasar, dengan memperkuat kerja sama dengan distributor baik di dalam maupun luar negeri. 

Hingga akhir Juni 2024, SIDO berhasil meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 608,49 miliar. Angka ini bertumbuh 35,79% yoy dari Rp 448,10 miliar tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli