JAKARTA. Kuartal III 2013, PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) membukukan pendapatan Rp 6,87 triliun, naik 5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 6,5 triliun.Namun, dari sisi bottom line, laba bersih SMCB justru tergerus 34% menjadi Rp 599,29 miliar dari seblumnya Rp 911,62 miliar.Eamon Ginley, Presiden Direktur SMCB melalui keterangan resminya menjelaskan, torehan kinerja yang kurang cemerlang itu dipicu meningkatnya bahan baku dan transportasi."Namun, aspek terbesar penurunan kinerja kami justru dipicu oleh biaya-biaya keuangan terkait pabrik baru di Tuban," ujar Ginley. Tekanan semakin besar lantaran SMCB terimbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS.Peningkatan suku bunga pinjaman yang dilakukan dalam rupiah dan digunakan untuk modal pokok Pabrik Tuban dan perluasan jaringan distribusi perusahaan di luar Pulau Jawa juga membuat biaya bunga SMCB meningkat.Memang, jika mengacu pada laporan keuangan perusahaan, bahan baku yang digunakan SMCB naik 10% menjadi Rp 3,94 triliun dari sebelumnya Rp 3,58 triliun. Posisi ini membuat beban pokok pendapatan SMCB juga naik 9% menjadi Rp 4,6 triliun dari sebelumnya Rp 4,23 triliun.Lalu, beban distribusi baik untuk ongkos angkut ekspor maupun impor juga naik 13% menjadi Rp 471,35 miliar. Pada periode sebelumnya, akun ini tercatat Rp 414,95 miliar.Terakhir, beban bunga SMCB juga meroket 278% menjadi Rp 503,97 miliar dari sebelumnya Rp 133,23 miliar." Tapi, semua manfaat dari ekspansi ini akan dirasakan mulai tahun depan," pungkas Ginley.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kinerja SMCB tergerus pembangunan pabrik Tuban
JAKARTA. Kuartal III 2013, PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) membukukan pendapatan Rp 6,87 triliun, naik 5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 6,5 triliun.Namun, dari sisi bottom line, laba bersih SMCB justru tergerus 34% menjadi Rp 599,29 miliar dari seblumnya Rp 911,62 miliar.Eamon Ginley, Presiden Direktur SMCB melalui keterangan resminya menjelaskan, torehan kinerja yang kurang cemerlang itu dipicu meningkatnya bahan baku dan transportasi."Namun, aspek terbesar penurunan kinerja kami justru dipicu oleh biaya-biaya keuangan terkait pabrik baru di Tuban," ujar Ginley. Tekanan semakin besar lantaran SMCB terimbas pelemahan rupiah terhadap dollar AS.Peningkatan suku bunga pinjaman yang dilakukan dalam rupiah dan digunakan untuk modal pokok Pabrik Tuban dan perluasan jaringan distribusi perusahaan di luar Pulau Jawa juga membuat biaya bunga SMCB meningkat.Memang, jika mengacu pada laporan keuangan perusahaan, bahan baku yang digunakan SMCB naik 10% menjadi Rp 3,94 triliun dari sebelumnya Rp 3,58 triliun. Posisi ini membuat beban pokok pendapatan SMCB juga naik 9% menjadi Rp 4,6 triliun dari sebelumnya Rp 4,23 triliun.Lalu, beban distribusi baik untuk ongkos angkut ekspor maupun impor juga naik 13% menjadi Rp 471,35 miliar. Pada periode sebelumnya, akun ini tercatat Rp 414,95 miliar.Terakhir, beban bunga SMCB juga meroket 278% menjadi Rp 503,97 miliar dari sebelumnya Rp 133,23 miliar." Tapi, semua manfaat dari ekspansi ini akan dirasakan mulai tahun depan," pungkas Ginley.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News