KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah direksi PT Indosat Tbk (ISAT) alias Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) kompak mengakumulasi saham ISAT di tengah koreksi harga saham operator telekomunikasi ini. 

Vikram Sinha, Presiden Direktur & CEO Indosat melaporkan pembelian sekitar 1,16 juta saham ISAT pada 13 Februari 2025. Dalam sehari, Vikram melakukan transaksi sebanyak lima kali.

Pada transaksi pertama, Vikram membeli saham ISAT di harga Rp 1.700. Kemudian Vikram membeli saham ISAT di harga Rp 1.705 pada transaksi kedua dan Rp 1.725 di transaksi ketiga. 

BPJS Kesehatan Torehkan Prestasi di Indonesia Technology Excellence Awards 2025

Baca Juga: Asik! Indosat (ISAT) Bakal Kerek Dividend Payout Ratio Mulai Tahun Ini

Lalu di transaksi keempat Vikram mengakumulasi saham ISAT di harga Rp 1.730. Di transaksi terakhir atau kelima, Vikram memborong saham ISAT di harga Rp 1.735.

Alhasil, setelah transaksi ini kepemilikan saham Vikram di ISAT meningkat dari 2,99 juta menjadi 4,15 juta. Ini juga meningkatkan presentasi hak suara Vikram menjadi 0,0129% dari 0,0093%. 

Langkah Vikram Shina menunjukkan optimismenya terhadap kinerja dan prospek ISAT. Menilik keuangan tahun buku 2024, ISAT mampu mempertahankan pertumbuhan kinerjanya. 

Dari sisi top line, ISAT meraup pendapatan sebesar Rp 55,9 triliun sepanjang 2024. Raihan ini meningkat 9,1% secara tahunan atau Year on Year (YoY). 

Kenaikan pendapatan ISAT juga didorong oleh lonjakan trafik data. Sepanjang tahun lalu, trafik data Indosat Ooredoo Hutchison melonjak 12,2% secara tahunan. 

Baca Juga: Indeks Masih Labil, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Dari Para Analis

Sejalan dengan itu, Mobile Average Revenue Per User (ARPU) dari merek IM2 dan Tri meningkat 6,6% secara tahunan dan mendekati Rp 40.000. ISAT juga menambah 196.000 BTS 4G. 

Vikram mengatakan ISAT juga telah menandatangani kontrak kerja sama pemanfaatan infrastruktur AI senilai US$30 juta untuk mendorong kinerja operasionalnya. 

“Ini membuktikan tingginya permintaan serta komitmen kami dalam mendemokratisasi AI dan mendorong adopsi awal AI, yang dapat membantu pertumbuhan PDB sebesar 8%," jelasnya dalam konferensi pers belum lama ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News