JAKARTA. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tergerus pada transaksi pagi ini (1/11). Pada pukul 11.06, saham BBRI tergerus 2,03% menjadi Rp 7.250. Berdasarkan data Bloomberg, tiga sekuritas yang paling banyak melepas saham ini di antaranya: Bahana Securities senilai Rp 63,068 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 49,856 miliar, dan Deutsche Securities senilai Rp 42,249 miliar. Menurut Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi, aksi jual saham BBRI terkait dengan kinerja perusahaan yang kurang memuaskan. "Memasuki bulan kesembilan 2012, BBRI memperlihatkan pertumbuhan yang stagnan," jelasnya. Dia menambahkan, hal itu terlihat dari porsi pendapatan yang hanya tumbuh tipis 1,98% menjadi Rp 26,7 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, "Kami melihat pertumbuhan kredit yang naik 15,88% menjadi Rp 320,2 triliun tidak sejalan dengan pendapatan bunga BBRI. Kondisi itu yang menyebabkan net interest margin (NIM) BBRI turun dari 10,04% menjadi 8,43%," urainya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kinerja stagnan memangkas harga saham BBRI
JAKARTA. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tergerus pada transaksi pagi ini (1/11). Pada pukul 11.06, saham BBRI tergerus 2,03% menjadi Rp 7.250. Berdasarkan data Bloomberg, tiga sekuritas yang paling banyak melepas saham ini di antaranya: Bahana Securities senilai Rp 63,068 miliar, Macquarie Capital senilai Rp 49,856 miliar, dan Deutsche Securities senilai Rp 42,249 miliar. Menurut Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi, aksi jual saham BBRI terkait dengan kinerja perusahaan yang kurang memuaskan. "Memasuki bulan kesembilan 2012, BBRI memperlihatkan pertumbuhan yang stagnan," jelasnya. Dia menambahkan, hal itu terlihat dari porsi pendapatan yang hanya tumbuh tipis 1,98% menjadi Rp 26,7 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, "Kami melihat pertumbuhan kredit yang naik 15,88% menjadi Rp 320,2 triliun tidak sejalan dengan pendapatan bunga BBRI. Kondisi itu yang menyebabkan net interest margin (NIM) BBRI turun dari 10,04% menjadi 8,43%," urainya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News